Disfungsi Indra Penciuman Jadi Penanda Kematian

Reporter

Kamis, 2 Oktober 2014 20:00 WIB

Seorang anak menutup hidungnya saat anggota TNI AD melakukan fogging (pengasapan) untuk menekan siklus hidup nyamuk dan seranggga lainnya di Kelurahan Pengadegan, Jaksel, Jumat (21/2). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Washington - Indra penciuman bisa menjadi indikator penting dalam memprediksi lamanya hidup manusia. Riset terbaru para peneliti Universitas Chicago menunjukkan adanya hubungan antara penurunan kemampuan indra penciuman manusia dengan resiko kematian. Dalam studi yang melibatkan sekitar 3.000 orang tua berusia 57-85 tahun, peneliti menemukan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi aroma tertentu seperti peppermint dan ikan berhubungan dengan resiko kematian.

Laporan studi yang dimuat jurnal PLOS ONE, 1 Oktober 2014, menyebutkan disfungsi indra pembau menjadi indikator lebih kuat untuk memprediksi kemungkinan seseorang meninggal dibandingkan faktor lain seperti usia, nutrisi, kebiasaan merokok, kemiskinan dan kondisi kesehatan seperti masalah jantung, kanker, dan penyakit paru.

Jayant Pinto, peneliti utama dalam studi itu, mengatakan turunnya indra penciuman tersebut ibarat burung kenari yang ditempatkan di tambang batu bara sebagai penanda antisipasi munculnya gas beracun. "Kondisi itu memang tidak langsung menyebabkan kematian, tapi lebih pada peringatan dini bahwa sesuatu tengah memburuk, kerusakan sudah terjadi," kata profesor bedah di Universitas Chicago itu.

Dalam studi yang dimulai pada 2005, para partisipan diminta untuk mengidentifikasi lima aroma seperti peppermint, ikan, jeruk, mawar dan kulit. Sekitar 78 persen partisipan diketahui punya penciuman normal karena masih mampu mengidentifikasi setidaknya empat aroma. Hampir 20 persen peserta tes hanya mampu mengenali maksimal tiga aroma. Sementara sisanya gagal mengenali atau cuma mengidentifikasi satu aroma saja. (Baca juga: Hidung Manusia Mampu Kenali 1 Trilun Bau Berbeda)

Lima tahun setelah tes awal peneliti memeriksa kembali daftar partisipan. Ada 430 peserta tes yang meninggal dunia. Sebanyak 39 persen orang yang meninggal itu berasal dari kelompok yang sebelumnya gagal mengenali atau hanya tahu satu aroma saja. Sementara ada 19 persen berasal dari kelompok yang bisa mengenali maksimal tiga aroma. Hanya 10 persen berasal dari grup yang indra penciumannya normal. (Baca juga: Peneliti: Bau Bisa Pengaruhi Daya Tarik )

Martha McClintock, profesor psikologi di Universitas Chicago mengatakan orang memang tidak otomatis mati ketika indra penciumannya rusak. Namun turunnya kemampuan untuk membaui menjadi sinyal bahwa tubuh tidak mampu lagi untuk membangun ulang komponen kunci karena penuaan. "Disfungsi indra penciuman menjadi tanda pelambatan regenerasi sel atau kemungkinan adalah dampak dari paparan lingkungan beracun selama bertahun-tahun," katanya. (Baca juga: Tes Alzheimer Bisa dengan Deteksi Bau )

Indra penciuman adalah sistem yang membantu proses biologis manusia. Indra penciuman menolong manusia menjaga asupan nutrisi yang layak, menjaga selera dan memilih jenis makanan. Kemampuan membaui juga berhubungan dengan deteksi dini terhadap lingkungan yang tercemar, emosi, dan memori.

SCIENCEDAILY | BBC | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler:
Begini Peran Tangan Dominan Manusia
Laser Bisa Mempercepat Internet
Dell PowerEdge, Server untuk Kelola Aplikasi
Terungkap, Parit Bawah Tanah di Gletser Antartika
Menguak Misteri Letusan Dadakan Gunung Ontake

Baca juga:
Indra Penciuman Anjing Kalah oleh Binatang Ini
Makanan Berlemak, Hidung Menjadi Penentunya
Anjing Juga Peka Arah Mata Angin




Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya