Cara Dokter Mendiagnosa Ebola  

Reporter

Editor

Yuliawati

Senin, 6 Oktober 2014 12:51 WIB

Ambulans Palang Merah meninggalkan The Ivy Apartments setelah menurunkan suplai makanan dan minuman di sebuah unit kompleks tersebut di Dallas, Texas, 2 Oktober 2014. Pejabat kota meminta keluarga pasien Ebola untuk tetap berada di dalam rumahnya. AP/Tony Gutierrez

TEMPO.CO, Texas - Sebanyak 50 orang warga Texas diduga memiliki gejala ebola dan menjalani pemeriksaan intensif. Setidaknya mereka menjalani pemeriksaan suhu dua kali sehari. Selain Texas, ada laporan wabah sudah memasuki wilayah Washington D.C., ibu kota Amerika Serikat.

Pemeriksaan intensif diperlukan karena ebola sangat sulit didiagnosa. “Gejalanya hampir mirip demam tipus dan malaria. Agak sulit dibedakan,” kata Bruce Hirsch, dokter spesialis penyakit infeksi, di Rumah Sakit North Shore University, New York, seperti dikutip dari Livescience, Senin, 6 Oktober 2014.

Tak seperti influenza yang tersebar melalui udara, ebola menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi. Gejala penyakit ini termasuk demam tinggi mencapai 38,6 derajat Celsius, sakit kepala tak tertahankan, nyeri otot, diare, muntah, dan pendarahan yang tak lazim.

Seseorang harus dimasukkan ke ruang isolasi jika seseorang menunjukkan beberapa gejala tersebut dan diketahui baru saja bepergian ke negara terjangkit ebola dalam 21 hari terakhir. “Jangka waktu tersebut merupakan masa inkubasi virus,” kata Hirsch. Awal pekan kemarin seorang pria di Texas divonis positif mengidap ebola. Sebelumnya, memang dia bepergian ke Liberia.

Sejumlah tes pun harus dilakukan untuk pengujian ebola. Antara lain mendeteksi materi genetik virus atau melihat reaksi antibodi terhadap patogen ebola. Namun, yang paling akurat yakni melalui pengujian polymerase chain reaction (PCR). Teknik pengujian PCR, kata Hirsch, yaitu mendeteksi materi genetik virus lalu menyalinnya.

Menurut Sandro Cinti, spesialis penyakit infeksi dari Rumah Sakit University of Michigan, tes ebola masih memakan waktu selama tiga hari sebelum ditentukan kepastiannya. “Yang penting menjaga pasien diisolasi sampai ditentukan positif atau negatifnya,” kata Cinti.

Setelah pasien dipastikan mengidap ebola, para ilmuwan mencoba untuk mengisolasi virus—yang merupakan jenis Filovirus, karena bentuknya seperti filament—dengan kultur sel hidup. Kemudian memeriksanya menggunakan mikroskop elektron.

Hanya saja, kata Cinti, kultur sel ebola sangat berbahaya. Pemeriksaan hanya boleh dilakukan di dalam laboratorium biosafety level tingkat tinggi. “Kultur sel digunakan untuk memahami bagaimana virus menginfeksi sel-sel lain,” ujarnya. “Karena sifatnya yang berbahaya, semua pasien dengan gejala ebola harus diperiksa.”

AMRI MAHBUB

Berita lain:
Perrsib Diminta Tampil Lepas dalam Derby Bandung
JK Bantah Mega Tidak Mau Bertemu SBY
Ini Profil Lamborghini Hotman Paris

Berita terkait

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

24 menit lalu

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

Wapres Ma'ruf Amin optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan timnas Guinea U-23 pada pertandingan playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

51 menit lalu

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Guinea U-23 pada babak playoff untuk memperebutkan satu tiket ke Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

1 jam lalu

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

Jadwal Championships Series Liga 1 2023-2024 sudah dirilis. Leg pertama digelar 14 dan 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

2 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

2 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

2 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

3 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

3 jam lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

3 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

3 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya