2030, Emisi Karbon Diharapkan Berkurang 40 Persen  

Reporter

Senin, 27 Oktober 2014 11:30 WIB

Lebih dari 100 ribu orang berbaris di jalanan Manhattan, Ahad 21 September 2014 sebagai bagian gerakan People's Climate March, mobilisasi global yang menuntut para pemimpin dunia untuk mengambil sikap segera mengenai perubahan iklim dan penerapan energi bersih 100%, di New York, Amerika Serikat. John Minchillo/AP Images for AVAAZ

TEMPO.CO, Kopenhagen - Delegasi lebih dari 100 pemerintah negara dan ilmuwan besar dunia bertemu di Kopenhagen, Denmark, untuk membahas masalah perubahan iklim yang diklaim "semakin serius, meluas, dan tidak dapat diubah dengan cepat". Pertemuan yang akan dilaksanakan pada 27-31 Oktober 2014 ini akan menghasilkan persetujuan tentang batas waktu untuk memperbaiki perubahan iklim.

Jumat lalu, pemimpin Uni Eropa sepakat menetapkan tenggat untuk mengurangi emisi sebesar 40 persen di bawah tingkat 1.990 pada 2030. Kesepakatan itu juga mendesakkan penggantian bahan bakar fosil dengan energi baru. Adapun laporan penelitian keseluruhan akan diterbitkan pada 2 November mendatang. (Baca: Masyarakat Masih Awam dengan Isu Perubahan Iklim)

"Kami telah membahas tiga laporan ilmiah yang diterbitkan pada September 2013 soal tindakan mendesak dan ambisius untuk melawan perubahan iklim tahun depan. Laporan ini akan menjadi panduan bagi kita semua," kata Menteri Lingkungan Peru, Manuel Pulgar-Vidal, seperti dilaporkan Reuters, Sabtu, 26 Oktober 2014.

Selain itu, para pemerintah ingin laporan setebal 32 halaman tersebut juga dapat membantu memperjelas peringatan atas bahaya perubahan iklim, seperti badai, gelombang panas, banjir, dan naiknya permukaan air laut. Laporan peringatan terakhir menyebutkan pemanasan global menyebabkan permukaan es di Greenland mencair, sehingga akan menimbulkan laut pasang dari Amerika Serikat hingga India. (Baca: ASEAN Harus Satu Suara Hadapi Perubahan Iklim)

Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengatakan sedikitnya 95 persen perubahan iklim disebabkan oleh manusia. Efek terparah disebabkan oleh bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama perubahan iklim sejak 1950, naik 90 persen pada 2002.

RINDU P. HESTYA | REUTERS




Berita Lain:
Stephen Hawking Resmi Bergabung ke Facebook
Petinggi Google Pecahkan Rekor Dunia
Google-Oxford Kembangkan Kecerdasan Buatan







Advertising
Advertising

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya