Ilmuwan Ungkap Kejanggalan Plot Film Interstellar

Reporter

Kamis, 13 November 2014 20:11 WIB

Interstellar. www.interstellarmovie.net

TEMPO.CO, Jakarta - Film fiksi ilmiah Interstellar arahan sutradara Christopher Nolan dinilai berhasil memukau penonton. Melalui film itu, Nolan mempopulerkan teori fisika tentang relativitas dan fenomena jagat raya berupa lubang hitam dan lubang cacing. Namun plot film itu dinilai aneh terutama jika dihubungkan dengan konsep fisika yang diusung Nolan.

Ahli astrofisika Neil deGrasse Tyson melalui akun twitternya, 12 November 2014, memberikan beberapa petunjuk keanehan plot film tersebut dengan judul Mysteries of #Interstellar.

Film itu dibintangi oleh Matthew McConaughey yang memerankan Cooper, seorang mantan pilot pesawat antariksa dan insinyur yang menjadi petani. Kondisi Bumi digambarkan tengah sekarat dan mengalami bencana ekologi. Cooper ikut dalam misi mencari planet baru pengganti Bumi. Alih-alih mengorbit bintang seperti Bumi, beberapa kandidat planet yang dipilih mengitari lubang hitam. "Jumlah bintang jauh lebih banyak dari lubang. Mengapa planet terbaik mirip bumi justru mengorbit lubang hitam," tulis Tyson. (Baca: Interstellar: Kisah Perjalanan Antar Galaksi )

Berlawanan dengan cerita para petualang Interstellar, Tyson mengatakan lubang hitam adalah obyek yang sebaiknya tidak didekati. "Mereka mengeksplorasi sebuah planet di dekat lubang hitam. Secara pribadi, aku akan berusaha sejauh mungkin dari lubang hitam," ujarnya.

Selanjutanya: Planet Kok Bisa Mengorbit Lubang Hitam?
<1--more-->
Ahli astronomi Amerika Serikat, Phil Plait, juga mempertanyakan status planet pilihan pengganti bumi yang ternyata mengorbit lubang hitam. Lubang hitam adalah obyek luar angkasa berukuran masif dengan energi luar biasa yang mampu "menyedot" materi apa pun termasuk cahaya. "Dari mana planet-planet itu mendapatkan panas dan cahaya? Kalian butuh bintang untuk mendapatkannya. Panas tidak berasal dari lubang hitam," tulis Plait dalam laman Slate, 9 November 2014.

Menurut Plait, bukti bahwa lubang hitam tidak memancarkan panas sebenarnya sudah dijelaskan dalam film itu. "Cooper harus masuk ke dalam lubang hitam dan dia tidak terpanggang. Jadi planet itu tanpa ada penjelasan bisa ditinggali meski tidak ada sumber panas di dekatnya," kata Plait yang pernah bekerja bersama tim Teleskop Antariksa Hubble di Goddard Space Flight Center milik Badan Antariksa Amerika Serikat.

Tyson mengatakan masih banyak planet-planet di dekat bumi dan tata surya yang lebih baik. "Saya harus memberitahu kalian. Mars (yang ada di depan pintu) jauh lebih aman ketimbang planet-planet yang mereka kunjungi," kata Tyson yang juga peneliti dari Departemen Astrofisika di American Museum of Natural History.

Kondisi udara di planet asing yang didatangi para petualang antariksa di Interstellar juga dipertanyakan oleh Tyson. Karena belum mengetahui kondisi udara, para petualang menjelajahi planet dengan pakaian dan helm pelindung. Dalam satu adegan, Cooper berkelahi dengan rekannya dan kaca helmnya pecah. "Jika kaca helm kalian pecah tapi masih bisa berkelahi, udara planet itu sebenarnya tak terlalu buruk untukmu," tutur Tyson yang juga menjabat direktur Planetarium Hayden, Kota New York.

Status lubang cacing yang dipakai oleh Cooper dan kawan-kawan untuk menjelajah jagat raya juga dinilai janggal. Lubang cacing yang dianggap sebagai "jembatan" antar jagat raya sebenarnya masih diperdebatkan oleh kalangan ilmuwan. "Jika lubang cacing ada di antara planet-planet kita, mengapa tak ada yang terbuka di dekat Bumi namun ada di dekat Saturnus," tuturnya. (Baca: Tata Surya Kita Ternyata Miliki Buntut)

Tyson juga mempertanyakan keputusan untuk mencari planet baru ketimbang memperbaiki kerusakan di bumi. "Tak bisa membayangkan masa depan ketika kabur dari Bumi lewat lubang cacing adalah rencana yang lebih baik daripada memperbaiki Bumi," kata pakar kosmologi itu.

BUSINESS INSIDER | TIME | SLATE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler:
Skype Bakal Gantikan Lync di Office 365
Robot Ini Sukses Mendarat di Komet
Blackberry Passport Diklaim Cocok untuk Jurnalis
Siap-siap, Path Buka Kantor di Indonesia Awal 2015
Pengguna Path di RI Paling Gemar Unggah Meme
Perbandingan Passport dengan BlackBerry Premium



Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya