TEMPO.CO, Jakarta - Nokia mengungkapkan rencananya menghentikan produksi telepon seluler pintar. Perusahaan asal Finlandia ini selanjutnya akan berfokus pada tiga unit bisnis, yakni HERE untuk peta, Networks untuk jaringan, dan Technologies untuk peranti lunak. Belum disebutkan kapan penghentian produksi mulai dilaksanakan.
“Nokia tidak akan kembali lagi ke pasar ponsel pintar,” ujar Chief Executive Officer Nokia, Rajeev Suri, dalam pertemuan dengan analis pasar di London, Jumat lalu, seperti dilansir ZDNET, Ahad, 16 November 2014. (Baca: Beli Nokia, Microsoft Kucurkan Rp 80,3 Triliun)
Dia melanjutkan, Nokia yakin bisnis jaringan bakal memberikan pertumbuhan yang baik bagi pemasukan perusahaan. Bahkan, Suri menyebutkan, pertumbuhan bisnis jaringan lebih cepat dibanding pasar.
Dalam mengembangkan bisnis jaringan, Nokia harus siap bersaing dengan pemain besar, seperti Huawei dan Ericsson yang kini mendominasi pasar. “Tidak ada yang sulit dalam kompetisi. Pemain yang lebih kecil akan sangat agresif ketika memasuki pasar,” ucap Suri. (Baca: Beli Nokia, Microsoft Siap Gebrak Bisnis Gadget)
Dia juga mengungkapkan, Nokia telah melakukan investasi jangka panjang untuk menyediakan jaringan 4G. Ke depan, perusahaan juga berusaha mengikuti tren, termasuk menghadirkan jaringan 5G.
Networks kini tengah membidik era Internet of Things. Diprediksi akan ada 50 juta obyek yang saling terhubung dengan Internet pada 2025. “Kami tengah mengeksplorasi kesempatan besar di era tersebut, termasuk penggunaan Internet antarmesin secara analitis,” kata Suri.
Teknologi lain yang diperkirakan bakal memacu bisnis Nokia adalah cloud radio, akses jaringan, antena, dan small cell.
Perubahan yang ada di bisnis Nokia dipengaruhi akuisisi oleh raksasa peranti lunak Amerika Serikat, Microsoft, pada September 2013. Bisnis ponsel pintar dan sabak digital atau tablet kini berada di bawah Microsoft dengan menggunakan merek Lumia.
ZDNET | SATWIKA MOVEMENTI
Terpopuler:
Ketika Geger Melanda Acara Puncak JFW 2015
Kopi Kolombia, Pilihan Menu Baru Minum Kopi
Begini Cara Terapi Target untuk Kanker Bekerja
Desember, Uji Klinis Terapi Ebola Pertama
Bogor Organic Fair Akan Digelar di Sempur
Berita terkait
Oppo, Merek Smartphone Terlaris Kedua di Indonesia
14 November 2017
Pangsa pasar Oppo Electronics mencapai 24 persen, terpaut 8 persen dari pemimpin pasar.
Baca SelengkapnyaAnak Suka Main Gadget, Kapan Waktunya Periksa Mata
30 Oktober 2017
Untuk mengurangi pemakaian gadget dan pengaruhnya pada mata, ajak anak beraktivitas di luar ruangan.
Baca Selengkapnya2 Gangguan Perilaku Anak yang Candu Gadget
21 Oktober 2017
Kondisi anggota keluarga yang berjarak satu sama lain gara-gara gadget disebut technoference.
Baca SelengkapnyaJawab Pertanyaan Ini Tanda Ayah Bunda Mencandu Gadget
21 Oktober 2017
Ayah bunda harus tahu, gara-gara gadget, anak merasa bersaing dengan teknologi demi menarik perhatian orang tua.
Baca SelengkapnyaAnak Candu Gadget? Atasi dengan 'Deal Bersama'
20 Oktober 2017
Tips bagaimana berkompromi antara orang tua dan anak soal gadget
Baca SelengkapnyaMau Beli Headphone? Simak Ini, Suaranya Sejernih Berlian
16 Oktober 2017
Headphone ini disebut sebagai beberapa headphone bluetooth terbaik yang ada di pasaran. Harganya 7 jutaan
Baca SelengkapnyaWaspada Ada Situs Penipuan Mencatut JD.ID, Jual Samsung S7 2 Juta
14 Oktober 2017
Situs penipuan mencatut nama dan logo JD.ID yakni www.jd.id-promo-murah.com.
Baca SelengkapnyaSehari, Anak Usia 2-5 Tahun Maksimal 1 jam Bermain Gawai
30 September 2017
Steve Jobs dan Bill Gates membatasi anak-anak mereka dalam bermain gawai.
Baca SelengkapnyaPonsel Aman dari Kuman dengan Menggunakan PhoneSoap
25 September 2017
Selain membersihkan ponsel dengan inovasi sinar ultraviolet, PhoneSoap juga membuat ponsel terisi penuh.
Baca SelengkapnyaXiaomi Mi A1 Dirilis di Indonesia, Apa Kelebihannya?
20 September 2017
Xiaomi merilis ponsel terbarunya Mi A1 di Jakarta, yang dibandrol dengan harga Rp 3,09 juta.
Baca Selengkapnya