Area persawahan yang alami kekeringan di Cibarusa, Bekasi, Jabar, 3 Oktober 2014. Memasuki musim kemarau tiga desa yaitu Desa Ridhogalih, Ridomanah, dan Sinarjati di Cibarusa, Bekasi, kesulitan air bersih, kekeringan tersebut sudah hampir dua bulan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Manoa - Musim panas tahun ini menjadi musim panas dengan suhu tertinggi yang pernah tercatat. “Suhu udara bahkan melewati rekor El Nino pada 1998 lalu,” kata Axel Timmermann, pakar iklim dari International Pacific Research Center University of Hawaii di Manoa, Amerika Serikat. (Baca: DIY Waspada Angin Kencang hingga Akhir November)
Seperti dikutip dari Sciencedaily, kata Timmermann, sepanjang 2000-2013 kenaikan suhu permukaan laut secara global tak mengalami peningkatan berarti, meskipun konsentrasi efek rumah kaca mengalami peningkatan. Namun, dia menambahkan, sejak April tahun ini laut mengalami peningkatan suhu yang drastis.
Menurut dia, pemanasan global tahun ini sebagian besar disebabkan peningkatan suhu di Pasifik Utara. Hal tersebut dilihat dari pergeseran badai dan pemutihan karang di Kepulauan Hawaii. (Baca: Musim Hujan Mundur, Hutan di Ijen Terbakar Lagi)
Timmermann mengatakan suhu permukaan laut mulai naik cepat di wilayah Pasifik Utara sejak Januari. Kenaikan itu terus berlangsung sampai puncaknya pada April dan Mei karena angin muson barat mendorong sejumlah air hangat yang ada di Pasifik Barat dan timur.
Angin tersebut, dia melanjutkan, semakin menyebar cepat di sepanjang pantai Amerika Utara dan baru lepas di lapisan terluar atmosfer. “Itu pun dengan menyebarkan sejumlah hawa panas yang sebelumnya terkurung selama hampir satu dekade,” kata dia.
Lantas, kata dia, panas diperparah dengan efek rumah kaca. Suhu panas tersebut, menurut dia, saat ini sedang menuju utara Papua Nugini dan Teluk Alaska. (Baca: Kemarau Dongkrak Nilai Jual Komoditas Perkebunan)