Robot Pemburu Pluto Bangkit Lagi  

Reporter

Selasa, 9 Desember 2014 06:12 WIB

Sebuah robot besar menjadi hiasan pada Restoran Robot di Tokyo, Jepang, 29 Juni 2014. Restoran yang dibuka pada dua tahun lalu di Kabukicho ini telah menghabiskan dana sekitar 10 juta dolar AS. (Photo by Chris McGrath/Getty Images)

TEMPO.CO, Cape Canaveral - Wahana robot New Horizons milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya "bangkit" dari tidur panjangnya. Robot itu telah menempuh perjalanan berjarak 4,8 miliar kilometer selama sembilan tahun. NASA memulai kembali program New Horizons memburu planet Pluto yang berada di Sabuk Kuiper dan mempelajari permukaannya yang dipenuhi es.

Alarm yang dipasang di tubuh New Horizons menyala dan membangunkan robot itu pada pukul tiga sore, Sabtu, 6 November lalu. Namun para operator di Bumi tidak menerima sinyal konfirmasi hingga pukul 09.30 malam. Lokasi New Horizons sekarang begitu jauh, sehingga radio sinyal dengan kecepatan suara dari robot itu memerlukan waktu 4 jam 25 menit untuk sampai ke stasiun di Bumi.

Pluto terletak di Sabuk Kuiper, wilayah di ujung tata surya berisi planet-planet mini beku, yang ikut mengorbit matahari. Pluto dan obyek-obyek yang berada setelah planet Neptunus tersebut diperkirakan adalah sisa-sisa formasi pembentukan sistem tata surya 4,6 miliar tahun silam. Wilayah itu adalah area terakhir di sistem tata surya yang belum dieksplorasi. "Sulit untuk memperhitungkan evolusi dan isi tata surya berdasarkan pandangan arsitektur manusia setelah penemuan Sabuk Kuiper," kata peneliti NASA, Alan Stern.

Program NASA untuk mempelajari Pluto, bulan-bulan yang mengelilingi planet itu, serta semua obyek di Sabuk Kuiper yang beku rencananya dimulai pada 15 Januari 2015. Titik terdekat New Horizons dengan Pluto diprediksi tercapai pada 14 Juli 2015.

Sejak ditemukan pada 1930, Pluto masih menjadi sebuah misteri besar. Para peneliti berusaha menemukan jawaban mengapa planet berdiameter cuma 1.190 kilometer, separuh lebar Amerika Serikat, ini bisa muncul setelah planet-planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Posisi Pluto 40 kali lebih jauh dibanding jarak Bumi ke matahari. "Kami penasaran mengapa Pluto menjadi sebuah keanehan," ujar Stern.

Pada 1992, para astronom menemukan bukti bahwa Pluto bukanlah satu-satunya obyek terjauh di tata surya manusia. Sejak itu, Persatuan Astronomi Internasional mempertimbangkan kembali definisi planet yang disandang Pluto.

Pada 2006, saat New Horizons memulai perjalanannya, status Pluto sebagai planet kesembilan di tata surya resmi dicabut. Pluto kini masuk dalam daftar Dwarf Planet--obyek luar angkasa yang memiliki massa planet namun sebetulnya bukan planet atau satelit yang mengorbit planet lain. Di Sabuk Kuiper ada lebih dari seribu obyek serupa Pluto.

NASA | REUTERS | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita lain:
Kubu Ical: Peserta Munas Ancol Diberi Rp 500 juta
Jokowi Tolak Sahkan Golkar Kubu Ical dan Agung
Usul BPJS Jadi Kartu Subsidi, Anang Dibilang Lucu

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

6 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

7 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

30 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

33 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

33 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

33 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

38 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

43 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

47 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri