Di Panama, Ilmuwan Bikin Nyamuk Chikungunya Mandul

Reporter

Senin, 12 Januari 2015 23:40 WIB

Nyamuk Malaria. (AP Photo/Sang Tan)

TEMPO.CO, Panama City - Wabah penyakit tropis chikungunya di Panama tahun lalu mendorong para ilmuwan dari Smithsonian Tropical Research Institute untuk mengkaji bagaimana aktivitas manusia memperbanyak vektor nyamuk. Juga, melihat implikasi serius penyakit ini bagi ekologi lingkungan.

Chikungunya merupakan virus yang disebarkan oleh nyamuk dari genus Aedes—biasanya A. Albopictus, atau biasa disebut nyamuk macan. Selain chikungunya, nyamuk ini menyebarkan virus demam berdarah. Jadi, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases ini juga berperan untuk membuat program pemberantasan demam berdarah dengue.

Otoritas kesehatan Panama pertama kali mendeteksi nyamuk macan di negaranya pada 2002. Penyebaran virus ini terus berlangsung dan meluas ke Kota Panama. Data ini kemudian dibandingkan dengan hasil pemantauan dari STRI.

“Ternyata penyebaran nyamuk macan tergantung pada jaringan jalan,” kata Jose Loaiza, pemimpin penelitian, seperti dikutip dari Sciencedaily, Senin, 12 Januari 2015. Loaiza juga seorang peneliti di INDICASAT, sebuah lembaga penelitian ilmiah di Panama.

Dia mengatakan vektor nyamuk tidak bergerak secara organik di seluruh lanskap. Untuk membendung penyebaran vektor, para peneliti menyarankan otoritas kesehatan untuk menjalankan fumigasi di seluruh Panama untuk mencegah jentik nyamuk. (Baca: Rawan Kaki Gajah, Begini Camat di Depok Atasinya)

Pada Mei tahun lalu, koloni nyamuk A. Aegypti dimodifikasi secara genetik oleh Oxitec, perusahaan medis asal Inggris. Tujuannya adalah memandulkan nyamuk-nyamuk tersebut. Modifikasi ini, kata anggota penelitian, Matthew Miller, diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk macan.

Hanya, percobaan saja mungkin harus melibatkan “permainan” ekologi, mengingat kemampuan Aedes keluar dari jebakan yang dibikin tim ilmuwan. Lantas, nyamuk dapat berkembang biak kembali. Kemungkinan lain ialah nyamuk macan dapat memperburuk bibit A. Aegypti. “Kedua nyamuk memiliki ekologis yang serupa,” ujar Miller. (Baca: Brazil Lepas Ribuan Nyamuk)

SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB

Berita Lain:
ZTE Kembangkan Teknologi Jaringan NFV dan SDN
Satelit Tiba di Mars, India Pecahkan Dua Rekor
Kehebatan Teluk Lamong Ketimbang Tanjung Priok

Berita terkait

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit

Baca Selengkapnya

Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.

Baca Selengkapnya

Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.

Baca Selengkapnya

Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.

Baca Selengkapnya

Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.

Baca Selengkapnya

5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?

Baca Selengkapnya

Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.

Baca Selengkapnya