TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri dan Chief Executive Officer Twitter Dick Costolo menyatakan rencananya memblokir akun Twitter kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemblokiran juga dilakukan terhadap akun yang terindikasi mendukung gerakan tersebut.
"Kami tetap menyesuaikan dengan peraturan di setiap negara, karena mungkin akan berbeda-beda," ujar Costolo dalam acara Media Roundtable di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2015.
Dia mengatakan Twitter akan terus memantau pergerakan akun pendukung ISIS. Pemantauan dilakukan melalui riset di setiap negara.
Costolo juga mengatakan tindakan serupa dilakukan terhadap akun dari Indonesia yang diduga mendukung ISIS. "Dengan adanya kantor di Jakarta, kami harapkan bisa terus melakukan tindakan ini," ucapnya.
Laporan bertajuk "The ISIS Twitter Census" menyebutkan pada kuartal keempat 2014 terdapat 46 ribu akun Twitter pendukung ISIS. Data ini dihimpun oleh J.M. Berger dari Brooking Institution dan ahli teknologi bernama Jonathan Morgan. "Ada kemungkinan jumlahnya bisa jauh lebih tinggi," tulis situs BBC.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa sebagian besar akun pendukung ISIS berasal dari wilayah yang dikuasai ISIS, yakni Irak dan Suriah. Tiga per empat jumlah akun pendukung ISIS menggunakan bahasa Arab. Adapun setiap akun rata-rata diikuti oleh lebih dari seribu pengikut.
Akun para pendukung ISIS tersebut mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada 2014. Padahal sebelumnya Twitter sudah berusaha menutup akun semacam itu.
BBC | SATWIKA MOVEMENTI
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
2 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
22 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
22 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
31 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
32 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
34 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
34 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
34 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
34 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
35 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya