Ilmuwan: Ebola Bukan Virus Super

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 28 Maret 2015 05:13 WIB

Sejumlah petugas kesehatan yang menggunakan pakaian pelindung membuat lingkaran sambil berdoa sebelum memasuki area perawatan bagi penderita virus ebola di Pulau Klinik, Monrovia, Liberia, 30 September 2014. REUTERS/Christopher Black/WHO/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Washington - Ilmuwan dari National Institutes of Health, Amerika Serikat, baru-baru ini membantah predikat 'supervirus' yang disematkan pada virus Ebola, yang menjangkiti warga di Afrika Barat. Mereka menyebut virus tersebut tak bermutasi secepat yang pernah dilaporkan dalam penelitian sebelumnya. Sehingga, temuan baru ini diharapkan bisa meredam kengerian global pada Ebola.

Kajian yang sudah diterbitkan pada jurnal Science itu, menjelaskan gen virus relatif identik sejak sampel diambil pada sembilan bulan lalu dari orang yang terinfeksi Ebola. Hal itu menandakan virus hanya mengalami sedikit mutasi saja.

"Kami tak punya bukti bila Ebola bermutasi jauh lebih cepat dari yang pernah dilaporkan penelitian sebelumnya," kata Thomas Hoenen, ahli virologi di NHI, seperti dikutip dari Live Science, Jumat, 27 Maret 2015.

Virus Ebola, khususnya yang menyebar di Afrika Barat, pernah dikabarkan menjadi galur virus yang bermutasi dua kali lebih cepat dari galur virus Ebola lainnya. Hoenen menyebut kesimpulan itu terlalu cepat.

Sebab, peneliti hanya mengamati virus selama tiga bulan. "Pengamatan dalam jangka panjang ternyata memberi hasil yang mengejutkan," ujarnya.

Ebola menjadi kajian menarik bagi pakar virologi karena jenisnya yang merupakan virus Ribonucleic Acid (RNA), saudara kembar DNA. Karakter virus RNA punya kemampuan berkembang lebih cepat dibanding virus DNA.

"Temuan baru menjelaskan jenis virus Ebola tak jauh berbeda dengan Rhinovirus yang memicu demam ringan," kata Angela Rasmussen, peneliti mikrobilogi di University of Washington.

Dia menambahkan fakta baru soal virus Ebola di Afrika Barat merupakan kabar gembira. Sebab, beberapa varian obat dan vaksin Ebola yang pernah dikembangkan untuk penduduk di Afrika Tengah diyakini masih ampuh mengobati warga di Afrika Barat.

Ebola di Afrika Barat telah menjangkiti 25 ribu orang dan menewaskan 10.300 orang sejak pertama kali merebak. Beberapa obat dan vaksin sedang dikembangkan untuk mengobati dan menangkal virus tersebut.

RAYMUNDUS RIKANG | LIVE SCIENCE

Berita terkait

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

40 detik lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

3 menit lalu

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

Tanggapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap dalil PDIP mengenai selisih suara dalam Pilpres 2024 di Kota Dumai, Riau.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

3 menit lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

3 menit lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

4 menit lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan karena Protes Pro-Palestina

6 menit lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

22 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Google Maps Bakal Hadirkan Tampilan Baru, Edisi Awal Diujicoba untuk Pengguna Android

22 menit lalu

Google Maps Bakal Hadirkan Tampilan Baru, Edisi Awal Diujicoba untuk Pengguna Android

Google sedang mengembangkan desain antarmuka baru dari Google Maps. Masih diujicoba untuk pengguna Android.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

28 menit lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kronologi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

29 menit lalu

Kronologi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

Acara pembacaan doa rosario oleh sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) dibubarkan paksa sejumlah warga di Tangsel

Baca Selengkapnya