Wah, Korupsi Subur, Antibiotik pun Jadi Tak Mempan  

Reporter

Minggu, 29 Maret 2015 06:18 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO ,Canberra - Empat ilmuwan Australia menunjukkan hubungan resistensi bakteri terhadap antibiotik dengan korupsi dan tata kelola pemerintahan yang buruk di 28 negara di Eropa. Hasil penelitian ini mengejutkan para pekerja di bidang kedokteran.

“Kami menemukan bahwa di negara yang tata kelola pemerintahannya buruk dan korupsinya tinggi, resistensi antibiotiknya juga lebih tinggi,” kata Peter Collignon, ketua tim peneliti dari Sekolah Kedokteran The Australian National University (ANU). Hasil penelitian itu diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, 18 Maret 2015.

Anggota tim peneliti, Sanjaya Senanayake, menjelaskan, hal itu terjadi karena negara-negara dengan tingkat korupsi tinggi memiliki pengawasan yang tidak ketat dan kurang transparan. Kontrol mereka atas wilayah yang berhubungan dengan resistensi antibiotik juga kurang efektif.

"Ini termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian antibiotik dan cara bakteri yang resisten antibiotik menyebar melalui air, makanan, dan pengendalian infeksi yang buruk," kata Senanayake.

Menurut dia, di negara-negara dengan korupsi tinggi, volume dan dosis pemakaian antibiotik juga mungkin jauh lebih tinggi daripada yang dicatat oleh petugas medis. ”Jika pemberantasan korupsi ditingkatkan, akan membalikkan keadaan.”

Meningkatnya infeksi oleh bakteri setelah pasien diberi antibiotik merupakan salah satu ancaman terbesar yang dihadapi dunia pengobatan modern. Di Amerika Serikat saja, setiap tahun sekitar 23 ribu orang mati akibat resistensi antibiotik. Sekitar dua juta penyakit juga dikaitkan dengan bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Minimnya kontrol infeksi, sanitasi buruk, dan buruknya higinietas seluruh fasilitas yang menunjang kehidupan menyebarkan bakteri resisten dari manusia ke manusia.

Senanayake dan timnya meneliti resistensi antibiotik di negara-negara Eropa dari sisi medis dan perspektif ekonomi-politik pada periode 1998-2010. Negara yang diteliti antara lain Austria, Belgia, Bulgaria, Ciprus, Cek, Yunani, Jerman, Denmark, Spanyol, dan Inggris.

SCIENCEDAILY | BBC | JOURNALS.PLOS.ORG | AHMAD NURHASYIM

Berita terkait

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

6 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

1 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

2 hari lalu

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

2 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

3 hari lalu

Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

Bekas Bupati Muna, La Ode Muhammad Rusman Emba, divonis tiga tahun penjara dalam kasus suap dana PEN (pemulihan ekonomi nasional)

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

3 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

3 hari lalu

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.

Baca Selengkapnya

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

3 hari lalu

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

Windu Aji Sutanto terbukti korupsi dalam kerja sama operasional (KSO) antara PT Antam dan PT Lawu Agung Mining 2021-2023 di pertambangan nikel

Baca Selengkapnya