Kabut Misterius Selimuti Kudus  

Reporter

Editor

Kurniawan

Sabtu, 18 April 2015 09:42 WIB

Kabut merayap di antara pepohonan cantigi yang tumbuh di sekitar Kawah Putih, Ciwidey, Jawa Barat (1/12). Selain cantingi, kawah putih juga ditumbuhi beraneka flora seperti lemo, vaccinium, dan eidelweis. TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Kudus - Sejak pagi kabut tebal menyelimuti kawasan Kota Kudus dan sekitarnya. Masyarakat Kudus kaget dengan fenomena ini. Kejadian ini tak biasa, mengingat Kudus terletak di kawasan pantai utara yang cukup terik. Bahkan, beberapa orang berpikir kabut ini berasal dari abu gunung berapi yang meletus.

"Kabut apa ini? Ada gunung meletus, ya?" tanya Ulin, warga Kota Kudus, di status BlackBerry Messenger-nya, Sabtu, 18 April 2015.

Fenomena kabut tebal ini juga terjadi di sejumlah tempat di Kabupaten Jepara beberapa waktu lalu. Beberapa orang yang melihat fenomena ini berpikir bahwa ini merupakan kejadian gaib di wilayah pegunungan Muria.

Menurut forecaster Stasiun Metereologi Kelas II Semarang Agus Triono, ini sebenarnya merupakan fenomena alam yang biasa terjadi, terutama di daerah yang sering mengalami suhu panas yang tinggi.

Menurut dia, ini terjadi jika satu wilayah pada siang hari suhu terasa panas, lalu malam hari terjadi penurunan suhu udara yang drastis. Maka, kata dia, kemungkinan besar esok harinya akan berkabut. Ini disebabkan karena uap air di udara terkondensasi, sehingga masa air menjadi lebih berat dan mengambang di atas permukaan tanah.

"Kabut turun tidak hanya terjadi di daerah pegunungan saja. Daerah pesisir pun bisa jika kelembaban udaranya tinggi mendekati 100 persen," kata Agus saat dihubungi Tempo.

Hal ini biasanya terjadi antara pukul 04.00 pagi hingga 08.00 pagi. Kabut akan berangsur-angsur menghilang jika ada sinar matahari yang muncul. Jika waktu terjadinya kabut seperti tercium bau yang khas, kata Agus, itu merupakan bau yang berasal dari kabut dari uap air tersebut.

"Itu bukan bau belerang. Bau itu berasal dari uap air yang terkondensasi. Ini sama seperti kita naik gunung, pasti akan mencium bau yang khas. Itu berasal dari uap air itu sendiri," ujar Agus.

FARAH FUADONA

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

10 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

12 jam lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

17 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

18 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

19 jam lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

20 jam lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

1 hari lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 28 - 29 April 2024.

Baca Selengkapnya