Otak dan Penghasilan Orang Tua Ada Hubungannya?  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 19 April 2015 04:21 WIB

TEMPO/ Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah volume otak berkaitan dengan status ekonomi seseorang? Dua penelitian yang dilakukan peneliti Amerika menjawab: iya. Mereka menemukan otak dari anak-anak dengan orang tua berpendapatan rendah lebih kecil dibanding anak-anak dari orang tua berpendapatan lebih tinggi.

Ahli saraf yang mempelajari otak lebih dari seratus orang muda menemukan luas permukaan korteks serebral mereka dapat dikaitkan dengan pendapatan keluarga. Wilayah otak yang diteliti bertanggung jawab untuk kemampuan bahasa, memori, kemampuan spasial, dan penalaran.

Peneliti dari Columbia University menemukan anak-anak dalam keluarga yang penghasilannya kurang dari US$ 25 ribu per tahun memiliki luas permukaan enam persen lebih kecil dibanding anak-anak yang keluarganya berpenghasilan US$ 150 ribu atau lebih.

"Kami sudah tahu begitu lama bahwa kemiskinan dan kurangnya akses pada sumber daya untuk memperkaya lingkungan perkembangan terkait dengan kinerja sekolah yang buruk," kata Elizabeth Sowell, dari Rumah Sakit Anak Los Angeles, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu, 18 April 2015. "Tapi sekarang kami benar-benar dapat menghubungkannya kepada hal fisik di otak. Kami menyadari bahwa ini adalah masalah besar."

Ahli saraf dari MIT juga sampai pada kesimpulan yang sama dalam studi terpisah. "Sama seperti yang Anda harapkan, ada biaya riil untuk hidup dalam lingkungan yang tidak mendukung," ujar John Gabrieli, guru besar otak dan pengetahuan kognitif di MIT. "Bagi saya, itu adalah panggilan untuk bertindak. Anda ingin meningkatkan peluang bagi mereka yang tidak datang dengan mudah di lingkungan mereka."

Penelitian ini melibatkan 58 siswa, yaitu 23 siswa dari keluarga berpenghasilan rendah dan 35 siswa dari keluarga berpenghasilan tinggi. Semua siswa berusia 12-13 tahun. Siswa berpenghasilan rendah didefinisikan sebagai orang-orang yang memenuhi syarat untuk mendapat makan siang gratis di sekolah atau mendapat pengurangan harga. Para peneliti membandingkan skor Sistem Penilaian Komprehensif Massachusetts (MCAS) siswa dengan hasil pemindaian korteks otak.

Dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI), mereka menemukan perbedaan ketebalan pada bagian korteks di lobus temporal dan oksipital, yang berperan penting dalam visi dan menyimpan pengetahuan. Perbedaan itu terkait dengan perbedaan dalam kedua nilai ujian dan pendapatan keluarga. Bahkan perbedaan ketebalan korteks di daerah otak bisa menjelaskan sekitar 44 persen pada kesenjangan penghasilan.

Para peneliti menunjukkan perbedaan struktur yang mereka temukan tidak selalu permanen. "Ada begitu banyak bukti kuat bahwa otak sangat plastis," kata Gabrieli, yang juga anggota dari McGovern Institute. "Temuan kami tidak berarti bahwa dukungan pendidikan lebih lanjut, dukungan rumah, semua hal, tidak bisa membuat perbedaan besar."

Penelitian sebelumnya telah menemukan siswa berpenghasilan rendah lebih cenderung untuk menderita stres. Ini mungkin disebabkan karena mereka memiliki akses yang lebih terbatas pada sumber daya pendidikan dan menerima lebih sedikit paparan bahasa lisan pada awal kehidupan.

DAILY MAIL | AMIRULLAH

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya