Ini Ponsel yang Bisa Pantau Satwa di Kebun Binatang

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 30 April 2015 05:06 WIB

Seorang siswi menggunakan aplikasi Zoo Recapp, melalui telepon genggamnya pada kandang Beruang Alaska. Aplikasi Zoo Recapp yang dibuat oleh ISAW (Indonesian Society for Animal Welfare), ini untuk menilai dan melaporkan kondisi kesejahteraan satwa di kebun binatang. Bandung, 29 April 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Malang - Perkumpulan peduli satwa, Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW), mengembangkan Zoo Reporting for Citizens Application alias Zoo Recapp, sebuah aplikasi interaktif untuk melakukan penilaian kebun binatang secara mudah dan sistematis melalui ponsel.

Dalam dua bulan ke depan, ISAW menggelar penggalangan dana lewat situs Indiegogo.com untuk pengembangan aplikasi itu.

“Kian memprihatinkannya kondisi satwa kebun binatang di Indonesia dan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan satwa mendorong kami untuk mengembangkan Zoo Recapp,” kata Direktur Eksekutif ISAW Kinanti Kusumawardani, Kamis, 29 April 2015.

Menurut Kinanti, Zoo Recapp bukan hanya dikembangkan sebagai sebuah platform penilaian dan pelaporan, melainkan juga berfungsi sebagai media edukasi interaktif mengenai standar-standar kesejahteraan satwa yang mengacu pada metode penilaian Zoo Exhibit Quick Audit Process (ZEQAP).

Dia mencontohkan, tragedi kematian satwa di beberapa kebun binatang di Indonesia, khususnya di Kebun Binatang Surabaya, dari kasus singa mati “gantung diri”, jerapah mati dengan timbunan sampah di perutnya, dan harimau sakit karena mengkonsumsi daging berformalin, merupakan bukti buruk bahwa perikehidupan satwa di kebun binatang masih terabaikan.

Saat ini ISAW berhasil mengembangkan prototipe aplikasi Zoo Recapp dengan sistem operasi Android, yang telah diuji coba oleh 25 siswa Bandung Independent School dan komunitas anak jalanan Bandung Street Children Program dalam rangka peringatan Hari Bumi, 22 April.

Cara kerja aplikasi ini cukup mudah. Pada halaman utama aplikasi ini, terdapat dua pilihan bahasa, yakni bahasa Indonesia dan Inggris. Setelah memilih bahasa, pengguna aplikasi mesti memilih kebun binatang yang tengah dikunjungi di Indonesia. Setelah memilih kebun binatang, pengguna aplikasi akan memilih jenis hewan yang dikunjungi. Di sana, beberapa pertanyaan akan muncul dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”.

Beberapa pertanyaan yang muncul di antaranya seputar fisik satwa, kondisi kandang, perilaku satwa, dan perlengkapan kandang. “Apakah ada luka pada hewan atau apakah kandang terlalu penuh, semuanya akan dipertanyakan di sana,” ujar Kinanti. Nantinya, hasil dari penilaian setiap pengguna aplikasi akan direkapitulasi oleh ISAW. Setelah mencapai seratus penilai, ISAW akan melaporkannya kepada pemerintah setempat atau yayasan yang bertanggung jawab terhadap kebun binatang.

Kinanti mengatakan seluruh dana yang diperoleh dari penggalangan dana selama 60 hari ke depan akan digunakan untuk menyempurnakan aplikasi dan pengembangan Zoo Recapp pada dua sistem operasi lain, yakni Windows dan iOS. Penggalangan dana itu juga didukung oleh Protection of Forest & Fauna (Profauna), lembaga nonprofit yang bergerak di bidang perlindungan satwa liar dan hutan.

“Kami sangat mendukung inovasi yang dilakukan ISAW untuk pengembangan Zoo Recapp. Sudah saatnya kita mempunyai media untuk memasyarakatkan nilai-nilai animal walfare, sehingga lebih banyak orang yang peduli terhadap kelestarian satwa,” tutur Rosek Nursahid, pendiri Profauna.

ABDI PURMONO | PERSIANA GALIH

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.

Baca Selengkapnya

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.

Baca Selengkapnya