Asus luncurkan Zenfone 2 di Jakarta, 21 April 2015. Tempo/Erwin zachri
TEMPO.CO, Jakarta - Chairman perusahaan teknologi Asus, Jonney Shih, membuka kemunngkinan adanya merger dengan perusahaan teknologi HTC.
Shih mengatakan ini saat menjawab pertanyaan dari para pemegang saham dalam pertemuan yang digelar menjelang akhir pekan lalu.
"Namun tujuan dari merger kedua perusahaan harus diperjelas jika kebutuhan itu ada," kata Shih, dalam video yang dipublikasikan seusai acara itu.
Menurut juru bicara Asus, Nick Wu, perusahaan belum melakukan evaluasi detil mengenai rencana ini.
Menanggapi berita ini, manajemen HTC membantah adanya rencana merger kedua perusahaan.
"Sebagai perusahaan bermerek internasional, HTC akan meneruskan tradisi mengembangkan inovasi desain kelas dunia," demikian pernyataan pers dari HTC.
Asus dan HTC merupakan dua perusahaan teknologi terkemuka dari Taiwan. Keduanya mencoba mengembangkan binis gadget seperti ponsel cerdas dan tablet.
Namun, upaya ini tidak berlangsung mudah karena kedua perusahaan mendapat kompetisi yang kuat dari Apple, Samsung dan perusahaan asal Cina seperti Lenovo, Huawei, dan Xiaomi.
Asus memiliki target penjualan handset sebanyak 17 juta unit pada tahun ini. Asus juga mulai menyasar pasar AS dan Cina, yang
merupakan dua pasar gadget terbesar saat ini. HTC sebenarnya perusahaan teknologi ternama dan yang pertama kali memperkenalkan ponsel berbasis sistem operasi Android, sebelum Samsung mengambil alih menjelang 2000.
Pada Maret lalu, HTC mengumumkan pergantian CEO dari Peter Chou ke Cher Wang. Sebelumnya, Wang menjabat posisi sebagai CEO sebelum digantikan Chou.
Produk andalan HTC yaitu HTC One dan One M8 serta M9 merupakan ponsel premium. Namun penjualannya belum mampu menyaingi ponsel premium lainnya seperti iPhone 6 dan Samsung Galaxy S6.
Sedangkan Asus dikenal dengan produk smartphone seri Asus Zenfone dengan Zenfone 2 baru saja diluncurkan beberapa bulan lalu.