Google Glass Versi Baru Incar Tempat Kerja

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 31 Juli 2015 22:00 WIB

Google Glass, sebuah penemuan revolusioner dari sebuah kacamata. Google Glass memampukan penggunanya untuk menelpon atau menonton video ataupun terkoneksi dengan internet, 2 Januari 2015. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Mountain View -



KORAN-Digital, Friday,31/Jul/2015 08:58:52
By: erwin

Mountain View - Google Glass telah resmi terhenti sejak Januari, saat perusahaan mencoba untuk menemukan cara-cara baru mendapatkan konsumen yang tertarik kacamata pintarnya. Perusahaan juga berupaya mendekati pasar yang cenderung menanggapi lebih baik produk ini, yaitu tempat kerja.

Google telah mendistribusikan versi baru dari Google Glass ke berbagai perusahaan. Produk itu direkayasa khusus untuk tempat kerja di berbagai sektor, termasuk kesehatan, manufaktur dan energi, menurut The Wall Street Journal.

Perangkat itu akan terlihat berbeda dari Glass awal, yang berharga US$ 1.500, menurut laporan tersebut. Selain memiliki bingkai built-in, versi baru itu akan memiliki engsel yang menempelkan perangkat itu ke sepasang kacamata. Versi ini juga akan memiliki baterai dan prisma lebih panjang.

Google menolak berkomentar.

Glass awalnya diperkenalkan pada tahun 2012 oleh pendiri Google Sergey Brin dengan berbagai kemeriahan, tapi sensasi itu cepat pudar saat perangkat itu memicu berbagai kontroversi. Glass menjadi target para pencela yang merasa privasi mereka dilanggar. Sebagian lainnya tidak menyukai perangkat itu karena mereka menganggap terlihat seperti kutu buku.

Dengan versi perusahaan, Google berharap menyingkirkan masalah privasi dan fashion, karena hal-hal itu cenderung bukan sebuah isu di lingkungan tempat kerja. (Sebagai contoh, seorang pekerja konstruksi mungkin tidak khawatir tentang bagaimana Glass terlihat dengan topi helmnya.)

Meskipun Google menghentikan program itu pada bulan Januari, ia tidak berupaya menghentikan untuk versi tempat kerja. Sejak Januari 2014, perusahaan secara khusus berusaha membujuk pengusaha-pengusaha untuk menggunakan Glass di tempat kerja dengan program yang disebut Glass at Work.


Perusahaan juga meyakinkan para pembuat aplikasi untuk terus membuat program untuk perangkat itu. Sebagai contoh, perusahaan menguji sebuah aplikasi dengan Taco Bell untuk membantu karyawan dalam merakit item menu.

Ada kemunduran. Chris O'Neill, kepala bisnis Glass di program Glass at Work telah meninggalkan Google untuk menjadi CEO di perusahaan perangkat lunak produktivitas Evernote. Google juga telah membuat beberapa perubahan lain untuk tim Glass.

Januari lalu, perusahaan menyerahkan kendali proyek ini ke Tony Fadell, co-pendiri Nest, perusahaan rumah pintar yang diakuisisi Google tahun lalu. Fadell adalah mantan eksekutif Apple dan pakar perangkat keras yang memainkan peran kunci dalam pengembangan iPod dan iPhone.

ERWIN Z | CNET

Berita terkait

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

30 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

46 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

6 Februari 2024

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

5 Februari 2024

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

5 Februari 2024

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

5 Februari 2024

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

4 Februari 2024

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

27 Desember 2023

Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

Dengan fitur ultra-wide astrofotografi, pengguna Google Pixel 8 Pro dapat mengandalkan kamera belakang ponselnya untuk mengambil foto langit

Baca Selengkapnya

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

21 Desember 2023

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.

Baca Selengkapnya

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

8 Desember 2023

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.

Baca Selengkapnya