99 Persen Burung Laut Akan Keracunan Plastik pada 2050  

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 2 September 2015 21:21 WIB

Penguin Raja. AP/Itsuo Inouye

TEMPO.CO, London - Para ilmuwan memperkirakan 99 persen spesies burung laut bakal mengalami keracunan plastik pada 2050. Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization dan Imperial College London mengeluarkan angka perkiraan itu berdasarkan laju pencemaran plastik pada burung laut.

Pemimpin kajian itu, Dr Chris Wilcox bersama Dr Denise Hardesty dan Dr Erik van Sebille, menerbitkan penelitian tersebut di jurnal PNAS pada 31 Agustus 2015.

Penelitian mereka menemukan 60 persen dari semua spesies burung laut memiliki kandungan plastik di usus mereka. Padahal, hanya 5 persen burung laut yang keracunan makanan pada 1960.

Penelitian pada 2010 bahkan sempat menemukan 80 persen burung laut keracunan plastik. Saat ini, para peneliti memperkirakan 90 persen spesies burung laut menelan plastik.

“Angka 90 persen itu besar dan menunjukan luasnya persebaran polusi plastik,” kata Chris Wilcox. Dari laju itu, penelitian tadi memperkirakan 99 persen spesies burung laut akan keracunan plastik pada 2050.

Plastik-plastik tersebut berasal dari sampah yang dibuang di sungai dan comberan. Sampah-sampah itu di antaranya adalah tas, botol dan serat plastik untuk pakaian. Burung laut mengira warna cerah plastik tersebut sebagai makanan. Akibatnya, mereka menelan plastik tersebut.

Ini mengakibatkan gangguan usus dan dapat berujung pada kehilangan berat badan atau bahkan kematian. “Untuk pertama kalinya, kami memiliki prediksi global tentang betapa luasnya dampak plastik pada binatang laut. Hasilnya mengejutkan,” imbuh peneliti senior CSIRO itu.

Para peneliti menemukan, polutan itu paling berdampak pada burung-burung yang berkumpul di laut sekitar Kutub Selatan. “Saya menemukan ada satu burung dengan lebih hampir 200 plastik,” kata Dr Denise Hardesty.

Sejumlah spesies yang paling terancam di antaranya adalah penguin. “Kami sangat khawatir dengan spesies seperti penguin dan albataros,” imbuh Erik Van Sebille, seperi diberitakan sciencedaily.com.

Para peneliti tersebut mengusulkan peningkatan pengelolaan sampah plastik sebagai solusinya. “Upaya untuk mengurangi dampak plastik pada lingkungan di Eropa akan berdampak secara berarti pada perut burung laut dalam waktu kurang dari 10 tahun,” terang Hardesty.

EZ | GURUH RIYANTO | SCIENCEDAILY

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

20 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

39 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya