TEMPO.CO , Jakarta - Imunoterapi memberikan pilihan dalam pengobatan penderita kanker. Hal ini disampaikan Prof Young Chul Sung saat ditemui dalam wawancara bersama Tempo, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis, 3 September 2015. Imunoterapi menjadi cara preventif untuk mendeteksi sel kanker dengan melibatkan sel-sel imun dalam tubuh. Metode ini bisa melengkapi kemoterapi, yang merupakan salah satu cara terapi kangker yang sudah ada lebih dulu.
Imunoterapi dianggap lebih baik dibanding kemoterapi. Sebab, terapi ini bisa fokus menyerang sel yang terkena kanker sehingga tidak merusak sel-sel dari bagian lain. Hal ini tentu berbeda dengan prinsip kemoterapi, yang bisa berdampak pada sel selain sel yang terkena kanker. Walhasi, di sisi ini, imunoterapi lebih baik dibanding kemoterapi. "Ini lebih mengagumkan," katanya.
Meski memiliki kelebihan dibanding kemoterapi, imunoterapi tergolong mahal. "Di Korea, satu orang mengeluarkan biaya 10-100 ribu dolar per tahun untuk biaya imunoterapi," kata profesor dari Universitas Hwarang itu.
Di Korea, dengan bantuan dana pemerintah setempat, imunoterapi sudah diterapkan sebagai salah satu pengobatan penderita kanker. "Imunoterapi memang mahal, tapi manfaatnya bisa memberi pilihan kepada penderita kanker dengan tidak merusak bagian tubuh yang lain," ucapnya.
ARKHELAUS
Berita terkait
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun
18 jam lalu
Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker
Baca SelengkapnyaCara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter
1 hari lalu
Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.
Baca SelengkapnyaRaja Charles III Siap Kembali Bertugas
3 hari lalu
Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.
Baca SelengkapnyaGaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat
7 hari lalu
Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.
Baca SelengkapnyaMemahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca
8 hari lalu
Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.
Baca SelengkapnyaHindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah
8 hari lalu
Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaHati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat
11 hari lalu
Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.
Baca SelengkapnyaSering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker
13 hari lalu
Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.
Baca SelengkapnyaAngka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut
14 hari lalu
Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.
Baca SelengkapnyaMengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?
16 hari lalu
OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?
Baca Selengkapnya