TEMPO.CO , Jakarta:Microsoft pernah menjadi perusahaan teknologi informasi yang dominan satu dekade lalu. Ketika itu, komputer pribadi masih menjadi satu-satunya teknologi yang lekat dengan manusia. Dominasi itu tumbang ketika Google dan Apple menawarkan ponsel pintar sebagai komputer dalam genggaman pada 2007. Android dan iOS pun perlahan menjadi sistem operasi yang paling sering dipakai manusia.
Microsoft sempat mencoba merangsek ke pasar perangkat bergerak, ponsel pintar dan tablet, dengan menciptakan Windows Mobile. Upayanya tak berbuah manis. Hasil riset Internet Data Corporation pada kuartal pertama 2015 menunjukkan Windows Mobile hanya menguasai 2,75 persen pasar sistem operasi bergerak. Adapun Android dan iOS masing-masing menguasai 78 persen dan 18,3 persen.
Di sistem operasi komputer pribadi, Microsoft dihadapkan pada kendala fragmentasi. Meski masih menguasai pasar sistem operasi komputer pribadi, Microsoft harus menangani lima sistem operasi bikinan sendiri, yaitu Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Windows 8, dan Windows 8.1. Fragmentasi sistem operasi ini membuat Microsoft—juga pengembang perangkat lunak—kesulitan mengembangkan produknya.
Pada 29 Juli 2015, Microsoft meluncurkan Windows 10 yang diharapkan bisa menjawab permasalahan di sistem operasi komputer dan perangkat bergerak sambil menatap masa depan. Windows 10 dirancang agar bisa dipakai di semua perangkat. Sistem operasi ini juga dibuat untuk mengantisipasi kehadiran masa depan komputasi holografis dan Internet of things.
“Dengan satu sistem operasi untuk semua perangkat, kami semakin mudah dan fokus mengembangkan Windows,” ujar Head of Windows Business Group Indonesia, Lucky Gani, Sabtu pekan lalu di Bandung, Jawa Barat.
ANTON WILLIAM
***