TEMPO.CO, Cape Town - Mungkin lebih mudah memburu dan membunuh hiu ketimbang mencari cara mencegah serangan dan menjaga hiu tetap hidup. Tapi, setelah belasan serangan hiu terjadi di perairan sekitar Cape Town, Afrika Selatan, sejak 2004, pemerintah setempat memilih tidak melakukan program pemusnahan. Sebaliknya, mereka melibatkan ilmuwan untuk menemukan cara menghindari hiu tanpa membahayakan spesies yang dilindungi itu.
Sebuah simposium digelar pada 7-9 September lalu. Dalam pertemuan membahas Hiu dan Pari Afrika Selatan, para ilmuwan melaporkan perkembangan sejumlah riset tentang cara-cara penanggulangan yang ramah hiu. Beberapa teknologi dipresentasikan dalam konferensi itu, termasuk papan selancar penghalau dengan motif hitam dan putih seperti paus pembunuh atau Orca dan jaring hiu yang tidak mematikan.
Berbeda dengan pembantaian hiu di Australia Barat untuk mencegah serangan pada manusia, kebijakan pemerintah Cape Town telah menyelamatkan dan menjaga populasi binatang itu. Para ilmuwan mengutuk tindakan pembunuhan hiu karena membahayakan populasi hewan laut langka itu.
"Para saintis telah bekerja sama dengan pemerintah dalam cara yang sangat kolaboratif," kata Alison Kock, Kepala Peneliti Shark Spotters, sebuah program yang memonitor aktivitas hiu di Pantai Cape Town, seperti dipublikasikan dalam Nature edisi 11 September 2015.
Dalam uji coba di Australia, motif garis-garis ular laut beracun terbukti dapat menghalau hiu dan telah digunakan untuk memproduksi pakaian renang dan papan selancar penolak hiu. Tapi Phil Richardson, peneliti dari Human Wildlife Solutions, sebuah perusahaan konsultan di Cape Town, mengatakan bahwa ia telah menemukan metode pencegah hiu yang lebih baik, yakni pola hitam-putih perut paus pembunuh (Orcinus orca).
Richardson, bersama Mike Barron di University of Pretoria, mencoba pakaian selam motif perut Orca itu pada sepasang umpan yang ditarik satu kapal di dua daerah pusat hiu dan memfilmkan respons hiu. Mereka menemukan bahwa hiu lebih sering membatalkan serangan terhadap umpan dengan pola perut Orca daripada umpan hitam atau yang dicat dengan motif garis hitam putih seperti ular laut.
Umpan motif Orca tampaknya juga memberikan perlindungan pada apa pun yang diderek bersamanya. “Hiu yang tadinya hendak menyerang berubah pikiran ketika mereka melihat motif Orca itu dari dekat,” kata Richardson. Kini dia telah mengajukan paten di Afrika Selatan untuk stiker dengan motif Orca yang dapat ditempelkan pada pakaian selam atau di bawah papan selancar.
Peneliti juga mempresentasikan hasil yang sangat menjanjikan dari percobaan jala peringkus yang aman untuk hiu di pantai Fish Hoek. Di tempat ini terjadi dua dari empat serangan hiu yang mematikan di Cape Town pada dekade lalu.
Jala hiu tradisional—seperti yang digunakan di New South Wales dan Queensland di Australia serta lepas pantai Durban di Afrika Selatan—bekerja dengan cara menjerat atau melilit hiu yang mendekati jala dan menenggelamkannya. Tapi jala hiu itu juga menjerat spesies lain, seperti kura-kura, ikan pari, dan lumba-lumba. Kelemahan lain, jala tersebut memiliki celah, sehingga pantai tidak sepenuhnya aman.
Berbeda dengan jala itu, jaring sepanjang 350 meter di pantai Fish Hoek ini dipasang dan dilepas setiap hari. Jaring aman ini terentang hingga ke dasar laut sehingga memagari teluk dan mencegah hiu mengakses perairan tersebut. Jaring ini memiliki lubang lebih kecil yang mencegah makhluk laut lain tertangkap. Hiu, pari, ikan paus, dan lumba-lumba dapat mengunjungi teluk secara reguler, tapi tak ada yang terlilit di jaring atau berenang di dalamnya.
Menurut Direktur Shark Spotters, Sarah Waries, yang mengelola jaring aman ini, biaya jaring aman ini juga murah, sekitar US$ 230 per penyebaran atau pemasangan. Namun penggunaan jala itu terbatas pada area kecil dan hanya melindungi perenang, bukan peselancar. Para peselancar tetap berisiko karena mereka menghabiskan waktu lebih banyak di air dalam.
Para ilmuwan juga telah mencoba alat penghalang elektromagnetik selama enam bulan yang memakan biaya US$ 500 ribu. Secara teori, pagar elektromagnetik ini dapat menggantikan jaring hiu secara keseluruhan. Namun, hingga sejauh ini, uji coba tersebut belum menunjukkan data yang berguna.
NATURE | AHMAD NURHASIM
Berita terkait
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita
8 hari lalu
Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.
Baca SelengkapnyaProfesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika
10 hari lalu
Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.
Baca SelengkapnyaProdi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB
16 hari lalu
Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.
Baca SelengkapnyaProdi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya
16 hari lalu
Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaKilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia
17 hari lalu
Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaProgram Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya
19 hari lalu
Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.
Baca SelengkapnyaIndustri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika
27 hari lalu
Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.
Baca SelengkapnyaRibuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius
36 hari lalu
Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.
Baca SelengkapnyaDibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas
21 Februari 2024
Seekor singa jantan membunuh penjaga yang telah merawatnya dari bayi saat sedang diberi makan.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga
20 Februari 2024
Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.
Baca Selengkapnya