Doktor Unair Buktikan ECCT ala Warsito Bunuh Sel Kanker

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 29 September 2015 04:54 WIB

TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Surabaya: Seorang doktor lulusan Universitas Airlangga membuktikan alat terapi kanker Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) mampu mematikan sel-sel kanker. Selama ini temuan pakar tomografi Warsito P. Taruno itu dianggap tak memiliki landasan ilmiah dalam mengatasi penyakit kanker.

“Kami melakukan penelitian eksperimental laboratorik in vitro menggunakan rancangan acak kelompok. Hasilnya, terdapat peningkatan persentase kematian yang signifikan atas sel-sel yang diberi pajanan alat terapi kanker ECCT,” kata Dr. dr. Sahudi Salim usai menjalani sidang terbuka doktor di Universitas Airlangga Surabaya, Senin, 28 September 2015.


Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto Cs & Ahok: Siapa Boros?


Dalam disertasi yang berjudul “Mekanisme Kematian Sel Akibat Pajanan Medan Listrik Energi Lemah dengan Frekuensi Menengah” itu, Sahudi ingin membuktikan efek pajanan medan listrik voltase rendah terhadap tiga macam kultur sel kanker. “Ada sel Hela, sel Kanker Rongga Mulut, dan sel Mesenkim Sumsum Tulang,” kata dia.

Ketiga sel itu dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing 8 replikasi, yaitu kelompok perlakuan yang dipajan dengan ECCT selama 24 jam dan kelompok kontrol. Setelah 24 jam, jumlah sel hidup dan sel mati dihitung dengan menggunakan pewarnaan Tryphan Blue, serta diperiksa ekspresi protein TubulinA, Cyclin B, p53, dan Ki-67.

“Dari hasil penelitian ekspresi protein ini ternyata sel kanker mati secara signifikan, sedangkan non kanker seperti sel-sel kontrol lainnya yang dibutuhkan tubuh, masih hidup,” ujarnya.


<!--more-->
Sahudi berharap penelitiannya ini kelak mendorong penelitian-penelitian biofisika serupa guna menjawab tantangan pengobatan kanker. Ia mengatakan penelitian biofisika pada ranah keilmuan kedokteran selama ini sangat jarang, apalagi sampai tataran disertasi.


Baca juga:
Kisah Artis Anisa Rahma Diusik Roh Gaib, Merinding dan...
SBY: Kalau Ada yang Mau Kudeta, Saya Paling Depan Menolak!


Advertising
Advertising


“Saya harap ini mendorong dokter-dokter lain untuk meneliti dari aspek biofisika. Sebab untuk menghadapi kanker, kita ini ibarat pendekar, harus dengan berbagai macam jurus,” kata dia.


Namun sayangnya, lanjut Sahudi, ketika alat terapi ECCT ditemukan, ada pihak-pihak yang mencoba menghalangi dengan menyatakannya tidak ilmiah. “Yang dianggap masuk akal hanya tiga metode, yang ternyata juga masih memiliki kelemahan.”

Tiga metode tersebut ialah radioterapi, pembedahan, dan kemoterapi. Padahal, ketiga metode itu tergolong mahal. “Untuk pembedahan hanya efektif untuk penderita kanker pada stadium 1 dan 2. Kemoterapi mahal, sekali masuk Rp 40 juta. Begitu juga dengan radioterapi, satu serial minimal merogoh Rp 15 juta. Alat ECCT ini salah satu senjata yang murah, tapi kok dihalang-halangi.”

ARTIKA RACHMI FARMITA


Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto Cs & Ahok: Siapa Boros?

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

2 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

4 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

6 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

8 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

11 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

12 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

14 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya