Observatorium Lapan di Kupang Mulai Dibangun 2016  

Reporter

Rabu, 7 Oktober 2015 15:22 WIB

Seorang santri mengggunakan teropong di dome observatorium Pesantren Assalam Sukoharjo, Jawa Tengah, 16 Juni 2015. Hilal gagal terdeteksi dari observatorium Pesantren ini sehingga menyulitkan untuk menentukan awal Bulan Ramadan. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan membangun observatorium nasional di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tahun depan.

"Rencananya pada 2016, kalau perizinan sudah selesai," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin seusai penandatangan kesepakatan dengan mitra di Jakarta, Rabu, 7 Oktober 2015.

Thomas menjelaskan, pemerintah setempat sudah memberikan izin untuk pembangunan observatorium, dan Lapan masih menunggu izin prinsip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Karena ini akan menggunakan hutan lindung. Tapi hutan lindung di NTT tidak banyak pohon. Jadi, kalaupun nanti dibangun observatorium, tidak banyak pohon yang dipotong. Bahkan nanti dari rencana pembangunan akan menambah pohon-pohon di sekitar observatorium," ucapnya.

Lapan membangun observatorium nasional di Kupang karena Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, kini sudah tidak ideal karena pertumbuhan penduduk di sekitarnya.

"Observatorium mensyaratkan minimal dua. Pertama terkait dengan kondisi kecerahan langit. Yang kedua terkait dengan gangguan polusi cahaya. Di Bandung, dari segi polusi cahayanya, sudah sangat parah," ujar Thomas.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Lapan memilih Kupang karena hari cerahnya tertinggi di Indonesia dan relatif jauh dari permukiman, sehingga polusi cahaya sangat minimal.

Observatorium akan dibangun di Gunung Timau, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang. Pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana Rp 300 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Observatorium nasional itu ditargetkan selesai 2019. Lapan akan mengoperasikan observatorium itu dan mengembangkannya sebagai pusat sains yang terbuka untuk publik.

Sedangkan Observatorium Bosscha akan tetap dijadikan observatorium penelitian dan pendidikan.

Bupati Kupang Ayub Titu Eki, yang hadir pada penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Lapan, menyatakan bangga daerahnya dipilih menjadi lokasi pembangunan observatorium nasional.

"Kami sangat bangga atas kepercayaan ini. Daerah kami yang selama ini dilihat sebagai daerah pinggir dan terbelakang layak dapat pembangunan ini," tutur Ayub.

ANTARA




Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

41 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya