Pelajar melintas di depan Monumen Pembangunan Tambun Bungai yang masih diselimuti asap pekat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Berdasarkan data BMKG, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Palangkaraya menunjukkan konsenrasi partikulat PM10 mencapai angka 1917.22 mikrogram per meter kubik, sementara batas berbahaya berada di angka 350. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Depok - Pakar kimia dari Departemen Kimia Universitas Indonesia, Agustino Zulys, menciptakan sebuah alat untuk mensterilkan udara yang terpapar asap. Alat ini akan digunakan untuk mengurangi dampak masalah asap di wilayah yang terpapar kabut asap di Riau. "Alat ini bernama Smoke Absorber. Alat tersebut hanya bisa digunakan di dalam rumah," kata Agustino di Universitas Indonesia, Depok, pada Jumat, 9 Oktober 2015.
Alat ini, kata Agustino, terdiri atas pompa penyedot asap serta tabung berisi zeolit dan karbon aktif yang berfungsi menyerap asap. Selain itu, cara kerja alat ini sederhana. "Sederhana saja, pompa yang akan menyedot asap melalui selang masuk ke tabung, di dalamnya ada bahan penarik uap atau asap, yaitu zeolit. Udara akan terserap oleh zeolit dan karbon aktif, udara yang bersih akan keluar dari pompa,” ujar Agustino.
Ke depan, alat tersebut akan dibuat secara portabel. Agustino menjelaskan dia akan mendesain pompa menjadi lebih kecil dan tabung bisa dibuat dari bahan plastik. Pihak UI akan bekerja sama dengan pemerintah dan industri terkait untuk melakukan produksi massal alat tersebut.
Smoke Absorber ini, kata dia, bukan digunakan untuk kapasitas yang sangat besar. Namun hanya bisa digunakan dalam satu rumah. “Harapannya, dalam satu hari sudah bisa membersihkan satu ruangan yang terpapar asap,” tutur Agustino.
