Eropa dan AS Antisipasi Bahaya Erupsi Matahari  

Reporter

Editor

ursul florene

Senin, 9 November 2015 14:33 WIB

Debu vulkanik erupsi anak Gunung Rinjani menutupi matahari pagi di langit Mataram, NTB, 5 November 2015. Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, masih mengeluarkan letusan abu vulkanik dengan intensitas sedang. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Amerika Serikat - Aktivitas luar angkasa dapat memengaruhi pelbagai bidang kehidupan di bumi. Salah satunya adalah matahari, yang badainya dapat menimbulkan kehancuran bagi barang-barang elektronik.

Eropa tengah mempersiapkan suatu sistem peringatan yang akan membantu melindungi kehidupan bumi dari aktivitas matahari. Europe Space Agency memperkerjakan 14 orang ilmuwan lintas negara untuk sistem peringatan ini. Pengamatan akan terus dilakukan hingga 140 tahun ke depan.

“Kami memanfaatkan para ahli luar angkasa yang Eropa miliki,” kata penanggung jawab sistem jaringan ini, Alexi glover, seperti dilansir dari situs resmi ESA pada 5 November waktu setempat.

Mereka akan mengamati data waktu nyata matahari untuk membuat perhitungan, ramalan, peringatan, dan analisis kondisi. Data sendiri dikumpulkan baik dari sensor luar angkasa maupun di permukaan bumi. Kebanyakan yang dilihat adalah kegiatan matahari yang berpengaruh pada lingkungan, dari atmosfer hingga di atas tanah.

Eropa sengaja mengambil tindakan ini lantaran ancaman bahaya yang tengah dihadapi bumi akibat kegiatan matahari. Salah satu yang cukup mengancam adalah erupsi lapisan atmosfer terluar matahari, atau dikenal dengan coronal mass ejections (CME). Erupsi ini dapat menimbulkan badai di lapisan magnetosfer bumi.

Hal ini dapat mengacaukan medan magnet bumi, yang berimbas pada kehancuran tenaga listrik juga satelit di bumi. Para peneliti mengatakan bumi akan kembali ke zaman kegelapan tanpa tenaga listrik.

Tak hanya Eropa, Amerika Serikat pun sadar betul akan bahaya ini. Gedung Putih sudah menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi bahaya CME. “Kalau terjadi, kerugiannya diprediksi sebesar US$ 2 triliun,” seperti tertulis di laporan resmi pemerintah Amerika. Angka ini dua kali lebih besar bila dibandingkan kerugian akibat bencana alam.

Meski belum ada peringatan akan bahaya ini dalam tahun-tahun mendatang, NASA memperkirakan ada 12 persen CME yang akan mengenai bumi dalam 10 tahun mendatang. Untuk itu, AS mempersiapkan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk mengamati matahari setiap saat.

“Kami akan memberi peringatan 12 hingga 15 jam sebelum ledakan terjadi kepada maskapai, operator satelit luar angkasa, dan perusahaan energi,” kata Thomas Berger, Direktur NOAA. Ia mengatakan, itu adalah hal terbaik yang dapat mereka lakukan. Belum ada teknologi yang mampu memprediksi badai ini dalam kurun waktu lebih cepat.

URSULA FLORENE | ESA | BUSINESS INSIDER

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

9 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

21 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya