TEMPO.CO, Jakarta - Larutan perak adalah bencana besar bagi bakteri karena bisa membunuh mereka. Bakteri juga menghadapi masalah lain akibat larutan perak. Riset terbaru menunjukkan, setelah mati akibat larutan perak, bakteri berubah menjadi "zombie" dan melibas kawan-kawannya sesama bakteri.
Larutan perak sudah digunakan selama ribuan tahun dalam dunia medis. Para ahli paham bahwa metal merupakan zat antibakteri yang ampuh. Ion-ion perak bisa membuat banyak lubang pada membran bakteri dan mengacak-acak tubuhnya dari dalam. Larutan ini lalu mengikat komponen penting dalam sel, seperti asam deoksiribonukleat (DNA) dan mencegahnya berkembang biak.
Namun, "efek zombie" ternyata belum banyak diketahui. Untuk membongkar hal itu, menurut laporan Scientific Reports, para peneliti mematikan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan larutan perak nitrat. Keluarga Pseudomonas adalah bakteri yang umum dijumpai dalam lingkungan di sekitar manusia. Meski begitu, bakteri akan menyebabkan infeksi fatal jika mereka mampu mencapai organ penting, seperti paru-paru, ginjal, dan saluran kencing.
Dalam risetnya, para peneliti memisahkan bakteri mati dari larutan perak nitrat, lalu mencampurnya dalam koloni bakteri hidup. Hasilnya adalah sebuah pembantaian mikroskopis. "Bakteri zombie" membunuh hampir semua bakteri hidup dalam koloni. Melalui pemakaian mikroskop elektron, peneliti menemukan gumpalan partikel nano perak dalam tubuh bakteri mati yang membuatnya menjadi berbahaya bagi bakteri lainnya.
Seperti spons, tubuh bakteri mati menyerap perak sebanyak mungkin. Perak yang terserap itu bisa tersebar kembali di lingkungan yang cocok. "Terutama jika lingkungan di sekitarnya juga mengandung spons lain untuk perak itu," kata David Avnir, ahli kimia dari Hebrew University of Jerusalem, seperti ditulis laman Science. "Dalam kasus kami, spons lain itu adalah para bakteri hidup."
Tingkat konsentrasi larutan perak nitrat mempengaruhi kemampuannya untuk mematikan bakteri. Dengan konsentrasi rendah, sisa larutan tak cukup kuat untuk membunuh rombongan bakteri kedua. Ini menjadi indikator bahwa bakteri dari grup pertama mampu mengurangi banyak perak dari larutan.
Larutan perak nitrat dengan konsentrasi tinggi cukup efektif bertahan dan mematikan dua grup bakteri yang diuji. Ada kemungkinan grup bakteri pertama tak sanggup menyerap seluruh perak yang ada.
Simon Silver, ahli mikrobiologi molekuler dari University of Illinois, Chicago, mengatakan, aspek penting perak ini tak pernah dibahas orang sebelumnya. "Riset tersebut membuka hal penting, dan bagi saya ini adalah hal yang sangat bagus," katanya.
Temuan ini bisa membantu riset untuk mengontrol daya tahan pengobatan berbasis larutan perak. Para dokter dan rumah sakit hingga saat ini bergantung pada produk medis yang menggunakan larutan perak, dari plester hingga kateter, untuk mencegah bakteri berkembang biak.
Larutan perak biasanya dipakai untuk mengobati luka parah. Lapisan perak pada gagang pintu juga bisa mengurangi jumlah bakteri yang ada. Bahkan, ada produk untuk mengurangi bakteri di rumah, seperti kaus kaki yang telah dicampur larutan perak dan mesin cuci yang membersihkan pakaian menggunakan campuran perak.
SCIENTIFIC REPORT | SCIENCE | AMRI MAHBUB
Berita terkait
Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel
1 jam lalu
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.
Baca SelengkapnyaKandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina
1 jam lalu
Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaIsrael Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu
4 jam lalu
Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.
Baca SelengkapnyaBerkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
5 jam lalu
Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah
Baca SelengkapnyaIsrael Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas
6 jam lalu
Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.
Baca SelengkapnyaPengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles
6 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaHamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah
7 jam lalu
Sumber di Hamas mengatakan tak ada masalah dalam proposal gencatan senjata yang diajukan Israel.
Baca SelengkapnyaProtes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April
7 jam lalu
Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina
Baca SelengkapnyaAS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
7 jam lalu
Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza
Baca SelengkapnyaBiden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya
7 jam lalu
Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza
Baca Selengkapnya