Penderita kanker otak, Willy setelah menggunakan alat terapi Warsito.
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat untuk PT Edward Technology agar tidak melakukan pelayanan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) atau alat pemindai listrik dan Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) atau alat pembunuh sel kanker. Dua teknologi itu dikembangkan Warsito Purwo Taruno.
"Hal ini karena teknologi yang kami temukan dianggap belum mempunyai bukti ilmiah yang kuat untuk bisa digunakan sebagai alat diagnosis dan terapi kanker," kata Direktur PT Edwar Teknologi Fauzan Zidni dalam rilis tertulisnya, Selasa, 1 Desember 2015.
Menurut Fauzan, pengembangan teknologi ini memang masih dianggap kontroversial di dunia medis. Hal ini karena alat ECVT dan ECCT menggunakan gelombang pinggiran (fringing effect method). Pada pengembangan teknologi umumnya hanya memakai gelombang utama. Padahal gelombang pinggiran justru memiliki manfaat berkat pemanfaatan algoritma soft-computing jaringan sarat tiruan.
Sebagai jalan tengah, pada 2012, PT Edward Technology menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Nota ini guna melanjutkan kegiatan penelitian ECVT untuk pencitraan medis dan penelitian pemanfaatan ECCT untuk terapi kanker.
Namun perjanjian kerja sama hingga saat ini masih belum diberikan kepastian. Dengan anggaran pribadi, penelitian ini tetap dilanjutkan. Penelitian untuk membuktikan ECCT dan ECVT dilakukan dengan instansi penelitian lain yang memiliki kredibilitas tinggi.
Meski disebut teknologi yang digunakan belum memiliki bukti ilmiah, sebenarnya sudah ada penelitian yang membuktikan hal ini. Disertasi Dr dr Sahudi Salim, SpB(K)KL, dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 2015 menemukan mekanisme kematian sel ketika dipaparkan ECCT dan menyatakan alat ini, berdasarkan bukti medis, terbukti secara ilmiah bisa membunuh sel kanker.
Penelitian dari Firman Alamsyah, Ph.D biomedik lulusan University of Tokyo beserta tim Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor juga menunjukkan terapi ECCT efektif dalam mengurangi tingkat proliferasi sel kanker payudara dalam pengaturan kultur dengan potensi yang sama dalam tumor payudara padat dalam model hewan.
Penelitian ini telah memperoleh penghargaan B.J. Habibie Technology Award 2015 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada Kamis, 20 Agustus 2015. Doktor lulusan Teknik Elektro Shizuoka University, Jepang, sekaligus Direktur Edward Technology, Warsito Purwo Taruno, dinilai telah melahirkan inovasi sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang diaplikasikan dalam dunia industri dan medis.