TEMPO.CO, Depok - Mahasiswa jurusan Ilmu Politik angkatan 2013 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia berhasil mengembangkan sebuah aplikasi bernama Ayobacain. Aplikasi yang dibuat Deka Komanda Yogyantara, ini mampu membantu penyandang tuna netra untuk membaca buku.
Juru Bicara UI Riffely Dewi Astuti mengatakan Ayobacain merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang mengkonversikan buku konvensional menjadi audiobook bagi para penyandang Tuna Netra. Saat ini aplikasi Ayobacain tengah dikembangkan dan akan resmi diluncurkan pada Agustus 2016.
"Para penyandang tuna netra dapat mengakses buku-bukunya melalui website www.ayobaca.in dan aplikasi Ayobacain di handphone berbasis iOS dan Android," kata Riffely dalam siara tertulis yang diterima Tempo, Senin 27 Juni 2016.
Ia mengungkapkan keunggulan aplikasi Ayobacain ada pada akses gratis bagi para tuna netra untuk dapat membaca beragam buku mulai dari textbook, buku ilmiah, diktat, modul hingga novel dan komik. Para pembaca buku dapat merekam dimana saja dan kapan saja sesuai kesediaan waktu yang mereka miliki.
Selain itu, pembaca buku juga tidak harus membaca satu buku full melainkan dapat membaca per-bab dan dapat dilanjutkan oleh temannya yang lain. Yang menarik dari Ayobacain adalah Deka berusaha menghidupkan karakter yang ada di dalam buku-buku berbasis cerita maupun gambar seperti novel, cergam maupun komik.
"Para pembaca buku akan mewakili masing-masing karakter yang ada di buku tersebut dan saling bercerita dengan suaranya yang berbeda, sehingga teman-teman tuna netra turut bisa merasakan emosi dari setiap karakter yang ada di buku," ujarnya.
Ia menuturkan cara kerja aplikasi ini dengan mengundang masyarakat umum untuk membacakan suatu buku yang direkam secara real-time dan dikonversikan menjadi audiobook melalui aplikasi Ayobacain.
Dengan demikian, dia berujar, para penyandang tuna netra dapat mengakses audiobook tersebut melalui website maupun aplikasi ayobacain melalui handphone secara gratis.
Deka mengatakan pembuatan aplikasi ini dilatarbelakangi bentuk kepeduliannya, karena sedikitnya penyandang Tuna Netra yang dapat mengakses buku Braille di Indonesia.
Selain itu, Deka melihat bahwa harga buku Braille berkali lipat lebih mahal dan lebih tebal dari buku konvensional, serta judul buku yang sangat terbatas terutama dalam bahasa Indonesia.
Di sisi lain, audiobook untuk tunanetra juga masih minim dan mayoritas masih berbentuk CD dengan distribusi yang masih terbatas. “Hanya 2.000 orang dari 3,7 juta tuna netra yang dapat mengakses buku Braille di Indonesia. Kondisi ini sangat disayangkan dimana 40% dari 3,7 juta tunanetra tersebut masih dalam usia sekolah dan membutuhkan akses terhadap ilmu pengetahuan melalui buku.”
Deka yakin Ayobacain mampu membuka akses seluas-luasnya bagi mereka yang berkebutuhan khusus untuk dapat membaca beragam jenis buku dan mempermudah akses ilmu pengetahuan bagi 3,7 juta tunanetra di Indonesia.
Ke depannya, Ayobacain diharapkan mampu meningkatkan jumlah audiobooks di Indonesia dan menciptakan gerakan sosial membacakan buku bagi para penyandang tuna netra.
Melalui karyanya ini, Deka berhasil menerima penghargaan sebagai “Top 5 Social Business Project” dalam Program Community Leaders Ayamin Plus yang diadakan oleh NAMA Foundation, Ghadan Institute yang berbasis di Arab Saudi serta Waffa Indonesia Gemilang yang dilaksanakan di Jakarta (4/6) lalu.
Selain penghargaan tersebut, Deka juga menerima pendanaan senilai 17 juta rupiah untuk mengembangkan bisnis sosialnya, yang bertujuan untuk membantu tunanetra di Indonesia.
Lebih lanjut, Deka menjadi salah satu wakil dari Indonesia yang akan berangkat ke Turki akhir tahun ini untuk mengikuti training social entrepreneurship serta membangun kerjasama lebih lanjut tingkat Global.
IMAM HAMDI
Berita terkait
Aplikasi Google Hentikan Tampilan Kemacetan di Israel di Tengah Gempuran Roket dari Gaza
20 Desember 2023
Kemacetan jalan untuk sementara tidak ada di Google Maps dan Waze
Baca SelengkapnyaGaji Kerja di Google Berdasarkan Tingkatannya
10 Oktober 2023
Gaji kerja di Google yang paling tinggi bisa mencapai Rp7,6 miliar per tahun. Berikut ini informasi lengkap gaji di Google sesuai tingkatannya.
Baca Selengkapnya3 Cara Mendaftarkan Alamat Rumah di Google Maps Secara Praktis
24 Januari 2023
Tutorial cara daftarkan alamat rumah di Google Maps via aplikasi di handphone maupun browser di laptop serta langkah untuk mengeditnya kembali.
Baca SelengkapnyaKiat Manfaatkan Berbagai Fitur di Google untuk Sambut Tahun Ajaran Baru
9 Juli 2022
Google Indonesia membagikan sejumlah kiat dalam memanfaatkan fitur-fiturnya bagi anak dan orang tua dalam menyambut tahun ajaran baru.
Baca SelengkapnyaDeretan Aplikasi Temani Bulan Ramadan: Muslim Pro hingga Zakat Kalkulator
8 April 2022
Beberapa aplikasi ini membantu untuk ibadah lebih bermakna di bulan Ramadan. Simak 4 aplikasi berikut.
Baca SelengkapnyaAlternatif Penggunaan Microsoft Office di Laptop ChromeBook, Caranya?
5 April 2022
Pengguna atau pemilik laptop Chromebook dapat mengakses Microsoft Office melalui web atau aplikasi dari Google Play Store.
Baca SelengkapnyaGoogle Buat Aplikasi Look To Speech untuk Disabilitas Wicara, Cukup Melirik Saja
11 Desember 2020
Salah satu fitur favorit aplikasi Look To Speech di Google adalah kemampuan untuk mempersonalisasi kata dan frasa dengan cara melirik.
Baca SelengkapnyaPusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling
24 April 2020
Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.
Baca SelengkapnyaPeringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020
24 April 2020
Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.
Baca SelengkapnyaCegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri
24 April 2020
DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.
Baca Selengkapnya