Temuan Artefak Patahkan Asumsi Awal Kedatangan Manusia Purba  

Reporter

Kamis, 3 November 2016 19:46 WIB

Sebuah lukisan manusia purbakala berbentuk telapak tangan di Kawasan Situs sejarah Leang. Diperkirakan lukisan ini telah berusia ribuan tahun, dan dibuat oleh manusia pada peradaban prasejarah. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Manusia mulai mendiami pedalaman Australia 10.000 tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Para ilmuwan mengatakan hal itu pada Kamis, 3 November 2016, setelah mereka menemukan ribuan artefak dan tulang di batu tempat perlindungan di pedalaman terpencil.

Orang-orang diperkirakan telah tiba di Australia sekitar 50.000 tahun silam. Namun waktu mereka menetap di pedalaman yang gersang itu, penggunaan perkakas, dan interaksi mereka dengan binatang purba masih diperdebatkan.

Para peneliti mengatakan temuan di Flinders Ranges, Australia Selatan, 450 kilometer dari ibu kota negara bagian Adelaide, menunjukkan bahwa manusia menduduki daerah itu dari 49.000 sampai 46.000 tahun silam. "Kami menyajikan bukti dari batu tempat perlindungan Warratyi di pedalaman selatan yang menunjukkan bahwa manusia menduduki daerah tandus Australia sekitar 49.000 tahun silam atau 10.000 tahun lebih awal dibanding laporan sebelumnya," kata para peneliti yang dipublikasikan di jurnal Nature.

Beberapa benda yang ditemukan dari lapisan-lapisan sedimen juga menunjukkan penggunaan teknologi di Australia, seperti perkakas tulang (40.000 sampai 38.000 tahun lalu) dan pigmen seperti merah (49.000 sampai 46.000 tahun lalu). "Itu melengkapi pekerjaan yang dilakukan di pesisir Australia. Itu cocok dengan ambang batas tanggal antara 45.000 sampai 50.000 (tahun lalu)," kata arkeolog dari La Trobe University di Australia Selatan, Giles Hamm, peneliti yang memimpin riset tersebut.

"Yang berbeda adalah situs tertuanya di bagian paling selatan benua. Itu menunjukkan bahwa orang bergerak sangat cepat di sekitar benua dan bagian dalam benua. Jika orang datang 50.000 tahun lalu, artinya orang mungkin bergerak ke segala arah. Dan kita sudah mendapat beberapa bukti genetik baru yang mungkin juga menambah data mengenai pertanyaan itu," ujarnya.

Studi yang juga melibatkan University of Adelaide, Flinders University, dan Clifford Coulthard dari Adnyamathanha Traditional Lands Association itu menemukan 4.300 artefak, tiga kilogram tulang, oker, dan materi tumbuhan. Temuan bongkah tulang diidentifikasi berasal dari Diprotodon optatum, marsupial–kelompok mamalia yang betinanya memiliki kantung–terbesar yang diketahui.

Ahli megafauna, Gavin Prideaux, dari Flinders University mengatakan temuan cangkang telur yang terkait dengan burung raksasa yang sudah punah menunjukkan bahwa manusia berinteraksi dengan binatang kuno. "Manusia terbukti hidup berdampingan dengan binatang-binatang ini dan memburu mereka. Karena itu, ide bahwa tidak ada interaksi antara manusia dengan binatang-binatang ini sekarang bisa ditaruh di tempat tidur," kata Prideaux seperti dikutip kantor berita AFP. *

ANTARA

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

5 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

6 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

6 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

6 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya