Kapan Virus Herpes Menginfeksi Manusia? Baca Hasil Riset Ini

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Amri Mahbub

Selasa, 3 Oktober 2017 15:58 WIB

Fosil Paranthropus boisei. (newsweek.com)

TEMPO.CO, Oxfordshire - Hasil riset terbaru dari ilmuwan Inggris mengungkap kapan virus herpes simplex pertama kali menginfeksi manusia. Virus ini menyebabkan sejenis penyakit kulit menular di bagian genital.

Studi yang terbit dalam jurnal Virus Evolution edisi 3 Oktober 2017 ini mengungkap infeksi virus herpes simplex (HSV2) di fosil Paranthropus boisei. Fosil ini merupakan hominin bipedal (kera yang berjalan dengan dua kaki). Dalam jurnal, tim menjelaskan virus telah menginfeksi kerabat nenek moyang kita sebelum meninggalkan daratan Afrika.

"Migrasi P. boisei menyebabkan virus ikut pindah dari daerah satu ke daerah lain," tulis tim dalam artikel "Network analysis of the hominin origin of Herpes Simplex virus 2 from fossil data". Namun, menurut tim, bagaimana virus ini menginfeksi hominin masih misterius.

Baca: Hasil Riset: Orang yang Hobi Menyanyi Tak Gampang Sakit

Virus harpes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis) dan HSV2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah, terutama bagian kelamin. Nenek moyang kita, hominin purba kemungkinan terinveksi virus HSV1 lebih dulu sebelum terinfeksi HSV2.

Advertising
Advertising

Temuan data menunjukan bahwa P. boisei telah terinveksi virus ini sekitar 1,4-3 juta tahun lalu. "Paranthropus boisei adalah perantara yang berperan penting mentransmisikan HSV2 dari simpanse ke nenek moyang Homo sapiens," tulis salah satu penulis penelitian tersebut.

Simon Underdown, antropolog dari Universitas Oxford yang pemimpin studi, mengatakan bahwa satu sepesies manusia purba yang terinfeksi dapat menularkan ke manusia purba lainnya. Underdown juga berpendapat bahwa penyebab berpindahnya virus ini dari simpanse ke manusia purba lantaran manusia purba memakan daging yang terinfeksi virus ini.

Baca: Alkohol Sehat atau Buruk? Hasil Riset Ini Menjawabnya

"Homo erectus yang muncul sekitar 2 juta tahun lalu melakukan perburuan dan memakan Paranthropus boisei yang telah terinfeksi. Ini yang menyebabkan herpes kian menyebar. Antropolog itu tidak menganggap infeksi awal ditularkan secara seksual," ujar Underdown, seperti dikutip dari laman News Week.

Penyakit ini tersebar meluas di Afrika tengah dan timur, wilayah yang memiliki hubungan dekat dengan asal usul manusia. Virus ini belum memiliki obat, namun gejalanya dapat diatasi dengan tindakan medis.

Penelitian ini melihat sekilas tentang kehidupan nenek moyang kita. Underdown mengungkapkan bahwa yang bisa dilakukan umat manusia pada dasarnya adalah merekonstruksi sebuah peristiwa yang terjadi pada nenek moyang bangsa manusia. "Tujuan mulianya adalah membuka cakrawala baru untuk mengungkap misteri alam," ujarnya.

Baca: Hasil Riset Terbaru: Kiamat Kehidupan di Bumi Kian Dekat

Simak hasil riset terbaru lainnya tentang virus herpes hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NEWS WEEK | ZUL’AINI FI’ID N.

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

7 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

47 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

47 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

47 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya