Teknologi TV Tanpa Remote Ditemukan, Bisa Pakai Gerakan Kucing

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurdin Saleh

Kamis, 5 Oktober 2017 14:25 WIB

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com

Tempo.co, Jakarta - Revolusi cara kita berinteraksi dengan televisi secara online segera terjadi. Nantinya, penonton tak akan lagi butuh remote control. Untuk mengontrol televisi, baik mengganti channel, mengatur volume, dan aktivitas lainnya cukup dilakukan dengan gerakan tubuh dan gerakan benda.

Para periset dari Lancaster University sudah berhasil menemukan teknik baru yang disebut dengan Matchpoint. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pengguna mengendalikan TV: cukup dengan gerakan tubuh tanpa perlu menyentuh.

Hanya membutuhkan webcam sederhana, Matchpoint bekerja menampilkan target bergerak pada widget melingkar kecil di sudut layar. Target ini sesuai dengan berbagai perintah yang berbeda, seperti melihat menu, volume, bahkan mengganti saluran.

Perangkat lunak pada teknologi ini bisa membaca gerakan berputar sehingga tidak memerlukan kalibrasi. Berbeda dengan teknologi kontrol isyarat lain yang hanya bisa membaca gerakan tangan atau anggota tubuh yang sudah diatur untuk diidentifikasi.

Penggunaan teknologi ini dirancang sedemikian mudah, sehingga pengguna tidak perlu mempelajari perintah spesifik untuk mengaktifkan fungsi yang berbeda. Bisa dengan menggerakkan tangan, kepala, atau benda lainnya, ke arah yang diinginkan sesuai dengan slider.

Para periset menyebutnya 'kopling spasial spontan', yakni mengaktifkan fungsi yang diinginkan.

Advertising
Advertising

Christopher Clarke, mahasiswa PhD di Lancaster University's School of Computing and Communications, dan pengembang teknologi tersebut mengatakan kopling spasial spontan adalah pendekatan baru terhadap kontrol gerakan, bukannya meminta komputer mengenali benda tertentu seperti sebelumnya. Barang atau benda apapun yang ada di rumah bisa menjadi remote dengan teknologi ini.

"Benda sehari-hari di rumah sekarang dengan mudah jadi remote kontrol sehingga tidak ada lagi kepanikan mencari remote ketika program favorit kamu akan di mulai di saluran yang berbeda. Dan semua orang di ruangan ini punya 'remote'. Anda bahkan bisa mengganti saluran dengan kucing kesayangan Anda," Ujar Clarke, dikutip dari situs resmi Lancaster University.

Teknologi ini juga bisa digunakan dengan layar lainnya, menonton tutorial di YouTube misalnya. Video bisa diputar ulang atau dihentikan sementara tanpa harus meletakkan benda yang dipegang atau mengganti posisi duduk.

Tidak hanya berhenti disitu, kecanggihan 'Matchpoint' ini juga bisa memanipulasi gambar dengan memperbesar atau memperkecil ukuran bahkan memutar tampilan televisi hanya dengan dua tangan.

LANCASTER | TIKA AZARIA

Catatan:
Berita ini telah diedit pada 7 Oktober 2017, pukul 15.00 WIB, terkait dengan kekeliruan ejaan yang mengganggu pada paragraf kedua.

Berita terkait

Hari Televisi Sedunia, Serba-serbi dalam Sejarah Pertelevisian

21 November 2022

Hari Televisi Sedunia, Serba-serbi dalam Sejarah Pertelevisian

Penetapan Hari Televisi Sedunia juga menjadi momentum ketika para pemimpin PBB menyadari peran televisi dalam memfokuskan perhatian publi

Baca Selengkapnya

Pakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat

24 Agustus 2021

Pakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat

TVRI sebenarnya sudah melakukan mediamorfosis dan konvergensi media untuk mempertahankan eksistensinya namun hal itu dirasa belum cukup

Baca Selengkapnya

HUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI

24 Agustus 2021

HUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI

Hari ini, 24 Agustus 2021, Televisi Republik Indonesia (TVRI) berulang tahun yang ke-59 sejak didirikan pada 1962

Baca Selengkapnya

Pengadilan Thailand Setop Kegiatan Satu TV Online Terkait Demonstrasi

20 Oktober 2020

Pengadilan Thailand Setop Kegiatan Satu TV Online Terkait Demonstrasi

Otoritas Thailand juga sedang mengivestigasi tiga media lain yang diduga melanggar aturan terkait demonstrasi anti-PM Prayuth Chan-o-cha.

Baca Selengkapnya

Industri Penyiaran Buka Peluang Kerja Lebih Besar buat Difabel

26 September 2018

Industri Penyiaran Buka Peluang Kerja Lebih Besar buat Difabel

Industri pertelevisian harus dapat mempresentasikan keberagaman pemirsa mereka, salah satunya dengan mengakomodir tenaga kerja difabel.

Baca Selengkapnya

LG Display Pasok LCD ke Samsung Mulai Juli

21 Februari 2017

LG Display Pasok LCD ke Samsung Mulai Juli

Samsung dan LG telah melakukan pembicaraan pasokan LCD sejak Sharp menyampaikan pemotongan pasokan Samsung tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Koalisi Penyiaran Ragukan Evaluasi KPI pada Televisi Swasta

25 Mei 2016

Koalisi Penyiaran Ragukan Evaluasi KPI pada Televisi Swasta

Menurut Koalisi, KPI menyia-nyiakan anggaran negara dan kesempatan melakukan perubahan.

Baca Selengkapnya

Kehadiran Netflix Dianggap Bikin Persaingan Makin Ruwet

18 Februari 2016

Kehadiran Netflix Dianggap Bikin Persaingan Makin Ruwet

Netflix mengajarkan orang Indonesia untuk membayar sebuah tayangan yang bagus.

Baca Selengkapnya

Samsung Luncurkan Video Wall dengan Bezel Tertipis  

2 Februari 2016

Samsung Luncurkan Video Wall dengan Bezel Tertipis  

Batas antar-layar (bezel) sebesar 1,4 milimeter membuat layar pamer Samsung tampak seperti benar-benar menyatu.

Baca Selengkapnya

Urgensi Transparansi Perizinan Televisi

2 Februari 2016

Urgensi Transparansi Perizinan Televisi

Kegaduhan terjadi dalam dunia penyiaran Indonesia. Pemimpin Komisi I (bidang penyiaran) Dewan Perwakilan Rakyat dan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menuduh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah bertindak melampaui wewenangnya, melanggar Undang-Undang Penyiaran, dan mengancam keberadaan stasiun televisi swasta.

Baca Selengkapnya