Pembimbing Skripsi Minta Dwi Hartanto Pulang dan Minta Maaf

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Amri Mahbub

Rabu, 11 Oktober 2017 08:05 WIB

Profil Dwi Hartanto di Technische Universiteit (TU) Delft Belanda. (www.tudelft.nl)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan dosen pembimbing skripsi Dwi Hartanto, Yuliana Rahmawati, sedih dengan kasus pembohongan publik yang melilit bekas anak didiknya. Yuliana berharap Dwi Hartanto menyempatkan pulang dan minta maaf pada alamamaternya.

Yuliana merupakan dosen Jurusan Teknik Informatika di kampus Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta, tempat Dwi Hartanto menempuh pendidikan strata-1 (S1) pada kurun 2001-2005. Nama mahasiswa doktoral di Technische Universiteit (TU) Delft Belanda itu sedang ramai diperbincangkan lantaran tindakan pembohongan publik yang Dwi lakukan.

Dwi Hartanto mengklaim menguasai bidang aerospace dan mengaku pernah diminta banyak pihak mengembangkan pesawat jet tempur generasi keenam. Dwi bahkan digadang-gadang sebagai penerus Habibie. Yuliana tak habis pikir bekas anak didiknya yang moncer di kampus sehingga mendapat predikat lulusan terbaik 2005 itu nekat menyebarkan kebohongan terkait aktivitas akademiknya sehingga membuat heboh.

"Dulu saat mahasiswa kecerdasannya memang terbilang menonjol di antara rekannya, tapi kok sekarang malah menyebar kebohongan," ujar Yuliana yang kurang lebih satu semester membimbing Dwi merampungkan spkripsinya.

Baca: Apakah Dwi Hartanto Mengidap Gejala Mythomania?

Advertising
Advertising

Di mata Yuliana, Dwi terbilang rajin. Jadwal untuk pertemuan menyelesaikan skripsi tak pernah dilewatkan. Yuliana pun tak kesulitan membimbing karena Dwi tergolong cerdas dan gampang menyerap masukan yang diberikan terkait tugas akhirnya yang berjudul "Membangun Robot Cerdas Pemadam Api Berbasis Algoritma Kecerdasan ANN (Artificial Neural Network)" itu.

Selain kebohongan, yang juga disesalkan Yuliana, insiden Dwi mencuat berbarengan ketika Akprind Yogyakarta sedang menuai prestasi gemilang di bidang robotika sepanjang 2017 ini. Misalnya Maret lalu, tim robotika Akprind ikut mewakili Indonesia berlaga di kontes robotika di ajang Sell Eco Marathon di Singapura.

Selain itu, Agustus 2017 lalu tim robotika Akrpind melalui Robot Brahmana juga mewakil Indonesia dalam ajang bergengsi Kontes Asia-Pacific Robot Contest (ABU Robocon). "Ternyata cerita prestasi Akprind sepanjang 2017 ini harus ditutup dengan kasus pahit Dwi Hartanto yang menyeret Akprind. Tapi, ya, mau bagaimana," ujar Yuliana.

Yuliana pun tak mau serta merta menyalahkan Dwi karena belum mengetahui langsung apa motif bekas anak didiknya itu melakukan pembohongan publik. Padahal Dwi, menurut Yuliana, adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang beruntung bisa melanjutkan jenjang hingga doktoral.

"Kami jadi belajar lagi dari kasus ini bahwa kepandaian yang tak diikuti attitude yang baik juga tak berguna. Semoga Dwi masih mau berubah," ujarnya.

Baca: Dwi Hartanto Pernah Palsukan Surat Saat Daftar S2 di UGM

Simak artikel lainnya tentang Dwi Hartanto hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Kaleidoskop 2017 Sains: Kontroversi Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar

26 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Kontroversi Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar

Kaleidoskop 2017 sains Tanah Air terdiri dari dua peristiwa besar, yakni terbongkarnya kebohongan Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar.

Baca Selengkapnya

Fakta di Balik Kebohongan, Begini Mendeteksinya

11 Oktober 2017

Fakta di Balik Kebohongan, Begini Mendeteksinya

Pernahkah Anda berbohong? Tentu saja pernah. Kebohongan pun tidak selalu buruk tapi juga bisa parah. Begini mendeteksinya

Baca Selengkapnya

Dwi Hartanto Langgar Etika Ilmuwan, Akprind akan Cabut Ijazah S1?

11 Oktober 2017

Dwi Hartanto Langgar Etika Ilmuwan, Akprind akan Cabut Ijazah S1?

Pihak Rektorat Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta menyatakan ikut tertekan atas tindakan Dwi Hartanto.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR: Ilmuwan Berbohong, Dwi Hartanto Ingkari Pancasila

10 Oktober 2017

Ketua MPR: Ilmuwan Berbohong, Dwi Hartanto Ingkari Pancasila

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan menilai Dwi Hartanto, 35 tahun, ilmuwan asal Indonesia telah mengingkari Pancasila.

Baca Selengkapnya

Di Belanda, Rumor Dwi Hartanto Sudah Mencuat Sebulan Terakhir

10 Oktober 2017

Di Belanda, Rumor Dwi Hartanto Sudah Mencuat Sebulan Terakhir

Tindakan pembohongan publik Dwi Hartanto ternyata sudah menjadi kasak-kusuk di kalangan mahasiswa Indonesia di Belanda sejak September lalu.

Baca Selengkapnya

Dwi Hartanto Pernah Palsukan Surat Saat Daftar S2 di UGM

10 Oktober 2017

Dwi Hartanto Pernah Palsukan Surat Saat Daftar S2 di UGM

Ada fakta baru tentang kebohongan Dwi Hartanto

Baca Selengkapnya

Soal Dwi Hartanto, Rektor Akprind Yogya: Dia Mencoreng Almamater

10 Oktober 2017

Soal Dwi Hartanto, Rektor Akprind Yogya: Dia Mencoreng Almamater

Pihak Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta angkat suara soal pembohongan publik yang dilakukan Dwi Hartanto.

Baca Selengkapnya

Dwi Hartanto Ternyata Lulus Cum Laude di Akprind Yogyakarta

10 Oktober 2017

Dwi Hartanto Ternyata Lulus Cum Laude di Akprind Yogyakarta

Pembohongan publik oleh Dwi Hartanto, mahasiswa doktoral di Technische Universiteit Delft Belanda, membuat Akprind Yogyakarta angkat bicara.

Baca Selengkapnya

Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

10 Oktober 2017

Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

Kebohongan akademis seperti yang dilakukan Dwi Hartanto tidak bisa diterima, apalagi kebohongan akademis di publik. Apa solusinya?

Baca Selengkapnya

Soal Pembohongan Publik Dwi Hartanto, Ini Sikap PPI Delft

9 Oktober 2017

Soal Pembohongan Publik Dwi Hartanto, Ini Sikap PPI Delft

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Delft (PPI Delft) angkat suara atas tindakan yang dilakukan Dwi Hartanto.

Baca Selengkapnya