BATAN: Listrik dari Tenaga Nuklir Menghemat Pembayaran 50 Persen

Kamis, 12 Oktober 2017 19:55 WIB

Peneliti memantau reaksi nuklir di ruang kontrol reaktor berkapasitas 2.000 kW Triga 2000 di Badan Tenaga Nuklir Nasional, Bandung, Jawa Barat, pada peringatan 50 tahun beroperasinya reaktor nuklir pertama di Indonesia tersebut, 2 Desember 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Makassar - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Wisnusubroto mengatakan penggunaan aliran listrik dengan tenaga nuklir bakal menghemat pembayaran listrik hingga 50 persen jika dibandingkan tenaga uap. "Tenaga uap itu biayanya 12 sen per kwh, sedangkan nuklir bisa mencapai 6-8 sen per kwh," ujarnya di Makassar, Kamis 12 Oktober.

Baca: Desain Reaktor Baru Batan Karya Anak Bangsa Diluncurkan

Hasil survei, menurutnya, juga menunjukkan dukungan atas PLTN yang semakin meningkat. Dengan alasan untuk meningkatkan dukungan PLTN yang tidak ada pemadaman listrik.

Bahkan dukungan masyarakat meningkat mencapai 75,3 persen pada 2015 menjadi 77,53 persen pada 2016, dengan penyebaran kuesioner kepada 4.000 responden dari 34 provinsi di Indoneisa.

BATAN, tambah Djarot, akan terus mewacanakan pembangunan pembangkit listrik dengan tenaga nuklir di Indonesia. Hal itu demi pembangunan nasional tenaga nuklir. "Ini tujuannya baik," ujarnya.

Menurut dia, setiap tahun BATAN keliling ke universitas-universitas untuk memperkenalkan energi nuklir. Namun, lanjut dia, yang dilakukannya bukan ingin mengimbangi kerja dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Advertising
Advertising

"Kita perkenalkan ke anak bangsa dari sisi sainsnya saja. Dan menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir juga terbilang aman, apalagi kalau bisa gambar merah putih," tutur Djarot.

Kendati demikian, lanjut dia, masih banyak masyarakat yang belum menerima hal tersebut. Sebab mereka khawatir bahaya yang akan ditimbulkan. "Itulah kita memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama akademisi dan mahasiswa karena banyak yang salah kaprah," ujarnya.

Djarot menambahkan jika nuklir merupakan salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) yang digunakan hingga bisa menghasilkan 5.000 megawatt aliran listrik pada tahun 2025. "Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut eksekusi dari pemerintah," tambah Kepala BATAN tersebut.

DIDIT HARIYADI

Berita terkait

Kepala Batan: Temuan Zat Radioaktif Bukan dari Reaktor Nuklir

17 Februari 2020

Kepala Batan: Temuan Zat Radioaktif Bukan dari Reaktor Nuklir

Kepala BATAN menjelasan alasan mengapa zat radioaktif di perumahan Batan Indah, Tangsel, dipastikan bukan dari kebocoran reaktor nuklir.

Baca Selengkapnya

Logam Radioaktif Cesium di Perumahan Batan Bisa Sebabkan Kanker

15 Februari 2020

Logam Radioaktif Cesium di Perumahan Batan Bisa Sebabkan Kanker

Sedang dicari siapa pemilik limbah radioaktif yang ditemukan di Perumahan Batan Indah.

Baca Selengkapnya

BATAN: Pembersihan Paparan Radioaktif di Serpong Butuh 20 Hari

15 Februari 2020

BATAN: Pembersihan Paparan Radioaktif di Serpong Butuh 20 Hari

Batan mulai membersihkan area yang terpapar radiasi radioaktif di Serpong. Petugas telah menemukan penyebab paparan radiasi.

Baca Selengkapnya

Melacak Asal Muasal Temuan Radioaktif di Perumahan Batan Indah

15 Februari 2020

Melacak Asal Muasal Temuan Radioaktif di Perumahan Batan Indah

Warga sekitar tak terpengaruh temuan bahan radioaktif di lingkungan tempat tinggalnya itu. Karena mereka 'orang Batan'.

Baca Selengkapnya

Temuan Paparan Radioaktif di Perumahan Batan, Ini Kronologisnya

15 Februari 2020

Temuan Paparan Radioaktif di Perumahan Batan, Ini Kronologisnya

Sebuah kawasan tanah kosong di Perumahan Batan Indah sudah dilokalisir dan serpihan radioaktif sudah dievakuasi. Tapi radiasi masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Sumber Paparan Radioaktif di Perumahan Batan Berhasil Dipetakan

15 Februari 2020

Sumber Paparan Radioaktif di Perumahan Batan Berhasil Dipetakan

Tim dari Batan dan Bapeten sudah melakukan sejumlah upaya dekontaminasi namun paparan radioaktif masih terukur di atas normal.

Baca Selengkapnya

Bapeten Temukan Kontaminasi Nuklir di Serpong, Ada Apa?

15 Februari 2020

Bapeten Temukan Kontaminasi Nuklir di Serpong, Ada Apa?

Badan Pengawas Tenaga Nuklir atau Bapeten mengisolasi area, yang terkontaminasi nuklir di kawasan Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Padi Rojolele Radiasi Batan Hasilkan Panen Lebih Banyak dan Cepat

22 Oktober 2019

Padi Rojolele Radiasi Batan Hasilkan Panen Lebih Banyak dan Cepat

Varietas padi Rojolele yang dikembangkan Batan menghasilkan panen lebih cepat dan banyak, serta tahan penyakit.

Baca Selengkapnya

Kantor Batan Bandung Diusulkan Jadi Bangunan Cagar Budaya

18 September 2019

Kantor Batan Bandung Diusulkan Jadi Bangunan Cagar Budaya

Usia bangunan kantor Batan di Kota Bandung, Jawa Barat, sudah lebih dari 50 tahun.

Baca Selengkapnya

Batan Tawarkan Pemberantasan Nyamuk DBD dengan Teknologi Radiasi

7 September 2019

Batan Tawarkan Pemberantasan Nyamuk DBD dengan Teknologi Radiasi

Batan menawarkan pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengatasi nyamuk penyebab DBD.

Baca Selengkapnya