Ilmuwan Temukan Cara Terapi Skizofrenia Terbaru, Pakai Listrik

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Amri Mahbub

Selasa, 17 Oktober 2017 14:58 WIB

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia

TEMPO.CO, Paris - Sungguh sangat menderita mereka yang terserang skizofrenia. Mereka tidak lagi bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Gejala umumnya adalah mendengar suara-suara atau bisikan yang sangat mengganggu dan menyebabkan orang tersebut menjadi paranoid.

Kisah John Forbes Nash, matematikawan Amerika Serikat peraih Nobel Ekonomi 1994, yang diangkat menjadi sebuah film A Beautiful Mind (2001), merupakan salah satu contoh menarik tentang pergolakan penderita skizofrenia.

Namun kini ada kabar baik untuk para penderita skizofrenia. Sonia Dollfus, profesor psikiatri dari University of Caen, Prancis, dan timnya menemukan wilayah di otak yang dapat meringankan halusinasi pendengaran yang kerap datang. Caranya dengan memberikan rangsangan menggunakan terapi impuls listrik.

"Saat gejala itu datang, bukan hanya penderita yang terganggu, orang-orang terdekat juga akan terkena imbasnya," kata Dollfus dalam konferensi tahunan European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) yang digelar di Paris, Prancis. Studi ini akan diterbitkan dalam jurnal Schizophrenia Bulletin dalam waktu dekat.

Baca: Skizofrenia, dari Remaja hingga Dewasa

Advertising
Advertising

Dollfus dan tim melibatkan 59 pasien skizofrenia. Semuanya kompak menyatakan suara gaib yang datang sangat khas. Para responden juga diberi pertanyaan tentang nada suara (ramah atau bernada mengancam), intensitas datangnya suara (sering atau jarang terjadi), dan sumber datangnya suara (dari dalam atau luar kepala pasien). Dari situ tim memberi skor halusinasi pendengaran tersebut. Skor tinggi menunjukkan halusinasi kerap terjadi.

Kemudian tim menggunakan high-frequency transcranial magnetic stimulation (TMS) kepada kelompok A, pasien yang berjumlah 26 orang. Adapun kelompok pasien B, berjumlah 33 orang, tidak diberi terapi TMS, melainkan diberikan pil netral (placebo) guna menjadi kelompok kontrol.

TMS bisa mengirimkan impuls magnetik melalui kulit kepala untuk merangsang sel otak seseorang. Sinyal ini menargetkan bagian spesifik otak yang terkait dengan pemahaman dan produksi bahasa: lobus temporal. Tiap pasien di kelompok A menerima impuls magnetik frekuensi tinggi sebesar 20 hertz (Hz).

Sebelumnya, pernah ada studi serupa dengan teknik terapi yang sama. Namun, menurut Dollfus, penelitian saat itu kurang ketat dalam hal metode, terutama pada kelompok kontrol dan tidak menargetkan bagian otak tertentu. Pada studi kali ini, dua hal tersebut disempurnakan.

Baca: Skizofrenia, 3 Kali Lebih Mungkin Jadi Pecandu Rokok

Dollfus dan tim malah mendapatkan hasil yang tak terduga. Sebanyak 35 persen menunjukkan respons yang signifikan terhadap terapi ini. Signifikan dalam studi tersebut berarti mengalami penurunan mendengar suara gaib lebih dari 30 persen.

Andreas Meyer-Lindenberg, Direktur Central Institute of Mental Healtf di Mannheim, Jerman, yang tidak tergabung dalam studi Dollfus, angkat topi atas pekerjaan Dollfus dan tim. Sebab, menurut dia, meski persentase keberhasilan terapi TMS masih moderat, TMS bisa disambut baik sebagai daftar terapi untuk pasien skizofrenia.

"Terutama pasien yang tidak terlalu terdampak pada pengobatan konvensional," ujar Meyer-Lindenberg, yang juga anggota Dewan Eksekutif ECNP. "Namun butuh lebih banyak studi untuk menentukan apakah TMS aman untuk terapi skizofrenia dalam jangka panjang."

Baca: Penderita Skizofrenia Belum Dapat Obat Tepat

Simak artikel menarik lainnya tentang metode terapi skizofrenia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

ECNP | EUREKA ALERT

Berita terkait

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

8 jam lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

50 hari lalu

Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

51 hari lalu

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

51 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

52 hari lalu

Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

5 Gangguan Jiwa yang Masuk Kategori Mental Health Termasuk PTSD dan Depresi

7 Desember 2023

5 Gangguan Jiwa yang Masuk Kategori Mental Health Termasuk PTSD dan Depresi

Mental health merujuk kondisi kesehatan mental seseorang yang mencakup berbagai aspek. Berikut 5 di antaranya seperti depresi, PTSD dan skizofrenia.

Baca Selengkapnya

1 dari 10 orang Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Jiwa, Bagaimana Menghadapinya?

8 November 2023

1 dari 10 orang Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Jiwa, Bagaimana Menghadapinya?

Menkes menyebut satu dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Bagaimana cara memberi dukungan pada penderita gangguan jiwa?

Baca Selengkapnya

Alami Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Lobi Central Park Mall akan Diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa

25 Oktober 2023

Alami Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Lobi Central Park Mall akan Diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa

Pelaku pembunuhan di lobi Central Park Mall memantau dan membuntutui sasaran korban secara acak. Alami skizofrenia paranoid.

Baca Selengkapnya

Mengidap Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall Sasar Korban Secara Acak

25 Oktober 2023

Mengidap Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall Sasar Korban Secara Acak

Pelaku pembunuhan di Central Park Mall telah berulangkali ke pusat perbelanjaan tersebut. Saat kejadian ia memantau dan membuntuti korban.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Perilaku Aneh Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall, Tutup Lampu dengan Lakban hingga Buang Air Galon

24 Oktober 2023

Polisi Ungkap Perilaku Aneh Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall, Tutup Lampu dengan Lakban hingga Buang Air Galon

Pelaku pembunuhan yang gorok perempuan di Central Park Mall itu didiagnosis mengidap skizofrenia paranoid.

Baca Selengkapnya