Waspada Angin Puting Beliung di Musim Pancaroba, Ini Ciri-cirinya

Rabu, 25 Oktober 2017 16:18 WIB

Fenomena 3 penampakan puting beliung yang bersamaan terjadi di perairan Kepulauan Seribu yaitu di daerah Karang Lebar Kelurahan Harapan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta pada Senin (23/10/2017) pukul 09.00 Wib. (Dok.BNPB)

TEMPO.CO, Bandung - Musim peralihan dari kemarau ke hujan atau pancaroba berpotensi memunculkan angin puting beliung. Di Pulau Jawa, musim pancaroba itu berlangsung pada Oktober hingga November 2017. Penanda kemunculan angin puting beliung yang disebut juga tornado kecil itu adalah awan hitam.

Baca: Sleman Kembali Disapu Puting Beliung, Pohon Bertumbangan

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan gejala awal munculnya angin puting beliung itu udara dari pagi hari hingga siang hari terasa panas dan gerah. Di langit terlihat ada pertumbuhan awan Cumulus atau awan putih bergerombol yang berlapis-lapis.

Di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol. "Tiba tiba warna awan berubah dari putih ke hitam pekat menjadi awan Cumulonimbus," katanya, Rabu, 25 Oktober 2017.

Ranting pohon dan daun yang bergoyang cepat karena tertiup angin, menandakan angin kencang siap menjelang. Seperti Senin lalu, angin puting beliung menerjang Kepulauan Seribu, Jakarta.

Angin puting beliung terjadi seketika dalam hitungan waktu sekitar 5-10 menit pada area skala sangat lokal. Kejadiannya biasa antara siang dan sore menjelang malam. "Pusaran angin puting beliung mirip belalai gajah atau selang vacuum cleaner," ujarnya.

Advertising
Advertising

Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena itulah, kata Tony, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.

Jenis awan Cumulonimbus adalah penyebab terjadinya angin kencang, petir, dan hujan lebat dalam durasi waktu singkat kurang dari satu jam. Tetapi, menurut Tony, tidak semua pertumbuhan awan Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung.

Awan Cumulonimbus berpotensi terbentuk di masa pancaroba, dan di tengah musim hujan terdapat jeda hujan. Pada hujan yang pertama di hari berikutnya berpotensi membentuk awan Cumulonimbus.

Baca: Puting Beliung di NTT, 8 Rumah dan 3 Sekolah Rusak Parah

Tony mengingatkan, daerah yang sebelumnya pernah dilanda angin puting beliung, berpeluang terjadi kembali. Guna mengantisipasi dampak bencana angin itu, ia menyarankan agar warga memangkas atau mengurangi cabang pohon yang terlalu rimbun. Selain itu, memeriksa atau menebang pohon yang akarnya sudah lapuk, serta memperkuat bagian rumah yang rawan tertiup angin seperti atap. "Apabila terjadi angin puting beliung carilah tempat yang aman dan kuat atau menghindar jauh," ujarnya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Angin Puting Beliung Merusak Puluhan Rumah di 15 Desa Lombok Tengah

49 hari lalu

Angin Puting Beliung Merusak Puluhan Rumah di 15 Desa Lombok Tengah

Angin puting beliung menerjang 15 desa pada enam kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Hampir Seluruh Wilayah Indonesia 10-14 Maret 2024, Hati-hati Angin Puting Beliung

51 hari lalu

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Hampir Seluruh Wilayah Indonesia 10-14 Maret 2024, Hati-hati Angin Puting Beliung

BMKG prediksi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia 10-14 Maret 2024. Cek cuaca ekstrem di daerah Anda, mewaspadai angin puting beliung.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Puting Beliung

29 Februari 2024

Pegadaian Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Puting Beliung

Pegadaian menyalurkan bantuan untuk masyarakat terdampak bencana puting beliung yang melanda Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung, Sumedang, pada Selasa 27 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: RPP Mangrove di Antara KKP dan KLHK

26 Februari 2024

Top 3 Tekno: RPP Mangrove di Antara KKP dan KLHK

Selain RPP Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove, soal gempa dan tornado Rancaekek juga mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba

25 Februari 2024

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba

BMKG pancaroba picu pembentukan awan cumulonimbus. Awan yang berpotensi petir, angin kencang, puting beliung, bahkan terjadinya hujan es.

Baca Selengkapnya

Tips Melindungi Diri dari Angin Puting Beliung

25 Februari 2024

Tips Melindungi Diri dari Angin Puting Beliung

Angin puting beliung serasa tornado menerjang wilayah Sumedang dan Bandung. Angin tersebut memporakporandakan rumah dan berbahaya bagi manusia. Ini tips berlindung dari angin puting beliung.

Baca Selengkapnya

Inilah Perbedaan Tornado dengan Angin Puting Beliung

25 Februari 2024

Inilah Perbedaan Tornado dengan Angin Puting Beliung

Angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Sumedang pada Rabu, 21 Februari 2024, bukan kategori tornado, melainkan angin puting beliung.

Baca Selengkapnya

Puting Beliung Muncul di Dataran Tinggi Kertasari Bandung, BMKG: Jauh Lebih Langka

25 Februari 2024

Puting Beliung Muncul di Dataran Tinggi Kertasari Bandung, BMKG: Jauh Lebih Langka

Kejadian puting beliung di pegunungan jauh lebih langka dibandingkan di kawasan dataran terbuka.

Baca Selengkapnya

Inilah 6 Tanda akan Datangnya Angin Puting Beliung

24 Februari 2024

Inilah 6 Tanda akan Datangnya Angin Puting Beliung

Angin puting beliung tidak bisa diprediksi kapan terjadi. Melainkan hanya bisa diprediksi 30 menit hingga 1 jam sebelum kejadian.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Salurkan Bantuan untuk Masyarakat Terdampak Angin Puting Beliung

24 Februari 2024

Pegadaian Salurkan Bantuan untuk Masyarakat Terdampak Angin Puting Beliung

Bantuan berupa kebutuhan pokok seperti paket sembako, pakaian untuk anak dan dewasa, selimut, hingga obat-obatan diserahkan secara langsung ke posko Penanganan Darurat Bencana

Baca Selengkapnya