Hasil Riset Ini Patahkan Mitos Perempuan Pengendara Buruk

Reporter

Afrilia Suryanis

Editor

Amri Mahbub

Senin, 27 November 2017 15:29 WIB

Sara Bahai (40), pengemudi taksi perempuan berbicara kepada peunumpangnyaa saat berada di kota Mazar-i Sharif,Afganistan, 3 Maret 2015. Bahai merupakan sopir taksi wanita pertama dan satu-satunya menjadi Afghanistan. AP/Mustafa Najafizada

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset terbaru mematahkan anggapan perempuan adalah pengemudi yang buruk. Studi yang dilakukan para ilmuwan Norwegia yang diterbitkan di Frontiers in Psychology ini menemukan bahwa laki-laki muda, pembalap reguler, dan orang-orang ekstrover atau neurotik lebih cenderung terganggu saat mengemudi. Sebaliknya, perempuan yang lebih tua jauh lebih baik dalam mengendalikan gangguan dan memperhatikan jalan di depannya.

Dalam studi tersebut, mereka melihat bagaimana ciri-ciri pribadi seperti usia, jenis kelamin, dan kepribadian mempengaruhi gangguan dalam mengemudi. Gangguan ini dianggap yang berperan dalam kecelakaan lalu lintas.

"Sebuah laporan baru-baru ini menyimpulkan gangguan-gangguan tersebut memainkan sebagian dari setidaknya 12 persen kecelakaan mobil pada banyak konteks dan negara yang berbeda. Malah, dengan sebagian besar perkiraan menunjukkan jumlah yang lebih besar," kata peneliti Ole Johansson di Institute of Transport Economics.

Baca: Hasil Riset: Orang Bermain Game Tidak Bahagia

Johansson dan tim peneliti membuat kelompok sampel pertama, yakni 1.100 siswa sekolah menengah atas dari seluruh Norwegia, 208 di antaranya telah memiliki surat izin mengemudi. Sampel kedua adalah 414 orang yang diambil dari populasi umum. Survei melihat frekuensi dan jenis gangguan yang dialami peserta selama berkendara serta sikap mereka terhadap gangguan dalam mengemudi. Namun terungkap bahwa tingkat gangguan secara keseluruhan rendah.

Advertising
Advertising

Ternyata, mengutak-atik radio adalah gangguan yang paling umum terjadi. Beberapa gangguan yang paling menonjol adalah usia dan jenis kelamin. Johansson mengatakan studi ini juga menemukan bahwa pria muda adalah orang yang paling mungkin untuk mengalami gangguan.

"Orang lain yang lebih rentan terhadap gangguan meliputi orang-orang yang sering berkendaraan, dan orang-orang dengan kepribadian neurotik dan ekstrover," ujar dia.

Baca: Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan dari Aceh

Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) memperkirakan lebih dari 50 juta orang terluka dan 1 juta orang terbunuh dalam kecelakaan karena tidak menggunakan sabuk pengaman atau helm sepeda motor, mempercepat laju kendaraannya, dan terganggu. Itu semua merupakan faktor penyebab utama dari kecelakaan. Gangguan lainnya adalah pertumbuhan penggunaan ponsel yang cepat.

"Pengendara kebanyakan menitikberatkan pada sistem perhatian visual. Setiap faktor yang mengalihkan pandangan dari jalan untuk jangka waktu signifikan dapat diklasifikasikan sebagai pengalih," kata Johansson. "Secara khusus, setelah dua detik selingan, risiko kecelakaan meningkat drastis."

Namun periset sulit meramalkan dan menjelaskan perilaku yang terganggu itu. Sebab, orang sering kali tidak mengurangi fokus mereka dalam berkendara dan mungkin merasa memiliki sedikit kontrol terhadapnya. Menurut dia, intervensi yang disesuaikan untuk mengurangi gangguan dapat berfokus pada kelompok berisiko. "Seperti pria muda dengan sikap buruk dalam mengemudi yang terganggu dan keyakinan rendah bahwa mereka dapat mengendalikan hal itu."

Nah, berdasarkan penelitian itu, wanita yang lebih tua dan mereka yang merasa terganggu bisa mengendalikan perilaku mereka. Hal ini seakan menguatkan penelitian sebelumnya bahwa wanita benar-benar lebih ahli di belakang kemudi. Namun mereka hanya kurang percaya diri untuk mengatakannya.

Baca: Siapa yang Pertama Hidup di Bumi? Simak Hasil Riset Ini

Sebelumnya, dalam sebuah studi 2015, pengendara wanita mengalahkan pria dalam serangkaian tes mengemudi. Mereka juga tampil lebih baik saat berkendara di salah satu persimpangan tersibuk di Inggris, Hyde Park Corner di London. Dalam tes tersebut, pria dan perempuan sesuai dengan stereotipe gender. Pria lebih cenderung mengambil risiko, mengemudi terlalu dekat dengan mobil di depan, mengambil jalan pintas, melewati lampu kuning, atau berbicara dan ber-SMS.

Sebaliknya, perempuan lebih cenderung bersikap sopan dan perhatian, berhati-hati saat mendekati bahaya potensial, menggunakan kaca spion dengan benar, dan menghentikan kendaraan saat lampu berubah menjadi kuning. Studi tersebut menunjukkan bahwa wanita adalah pengemudi yang lebih baik daripada pria dalam hampir semua aspek berkendara. Mereka adalah sopir yang lebih baik daripada pria.

Baca: Perempuan Australia yang Jatuh Cinta Pada Go-Jek

Simak hasil riset menarik lainnya dan artikel tentang perempuan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | THE INDEPENDENT | FRONTEIRS IN PSYCHOLOGY

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

5 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

7 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

8 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

8 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

9 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

10 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

11 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya