Ilmuwan Fisika Buktikan Keberadaan Materi Baru Excitonium

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Senin, 11 Desember 2017 10:28 WIB

Hampir 50 tahun setelah pertama kali menjadi sebuah teori, ilmuwan kini membuktikan adanya bentuk materi baru, yang dikenal sebagai excitonium. Kredit: Peter Abbamonte/Daily Mail

TEMPO.CO, San Francisco - Hampir 50 tahun setelah pertama kali menjadi sebuah teori, ilmuwan kini mengklaim bahwa mereka akhirnya telah membuktikan adanya bentuk materi baru, yang dikenal sebagai excitonium.

Excitonium terdiri dari partikel yang dikenal sebagai exciton, yang terbuat dari elektron yang terlepas, dan lubang yang ditinggalkannya.

Baca: Ilmuwan Temukan Cairan Pembentuk Kehidupan Awal di Bumi

Dalam percobaan baru, para periset dari University of California Berkeley dan University of Illinois di Urbana-Champaign di AS, mengatakan bahwa mereka dapat mengamati materi itu dan fase prekursor, yang merupakan bukti keberadaannya.

Ketika sebuah elektron menjadi bersemangat dan 'melompat', ia meninggalkan sebuah lubang. Dan, lubang ini bisa bertingkah seolah dia adalah partikel itu sendiri, dengan muatan positif.

Karena memiliki muatan positif, lubang tersebut menarik elektron, membentuk partikel komposit atau boson, yang dikenal sebagai exciton. Dalam eksperimen baru, para peneliti mempelajari kristal non-doped transition metal dichalcogenide titanium diselenide (1T-TiSe2).

Advertising
Advertising

Upaya sebelumnya telah berjuang untuk membedakan material itu dari fase Peierls, yang tidak terkait namun memiliki simetri yang sama dengan formasi exciton.

Untuk mengungkap bentuk materi yang sukar dipahami itu, para periset mengembangkan teknik baru yang disebut momentum-resolved electron energy-loss spectroscopy (M-EELS), yang lebih sensitif terhadap eksitasi daripada metode lainnya.

“Hasil ini penting secara kosmik,” kata Profesor Fisika Peter Abbamonte, sebagaimana dikutip Daily Mail akhir pekan lalu. Tim peneliti ini terdiri dari Prof. Peter Abbamonte, dan mahasiswa pascasarjana Anshul Kogar and Mindy Rak

"Sejak istilah excitonium diciptakan pada tahun 1960 oleh fisikawan teoritis Harvard Bert Halperin, fisikawan telah berusaha untuk menunjukkan keberadaannya. Para teoretikus telah memperdebatkan apakah partikel itu akan menjadi isolator, konduktor sempurna, atau cairan super - dengan argumen meyakinkan di semua sisi," ujar Abbamonte.

“Sejak tahun 1970-an, banyak eksperimentalis telah menerbitkan bukti keberadaan eksitonium, namun temuan mereka bukanlah bukti definitif dan dapat dijelaskan secara sama oleh transisi fase struktural konvensional,” ujar Abbamonte.

Menurut para peneliti, penemuan ini bisa membantu mengungkap sejumlah misteri kuantum lainnya. “Saya ingat Anshul sangat gembira dengan hasil pengukuran pertama kami di TiSe2,” kata Mindy Rak.

"Kami semua berdiri di papan tulis di laboratorium saat dia menjelaskan kepada saya bahwa kami baru saja mengukur sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya: plasmon yang lembut. Kehebohan yang dihasilkan oleh penemuan ini tetap ada bersama kami sepanjang keseluruhan proyek,” ujar Rak.

Simak berita temuan para ilmuwan di tempo.co

DAILY MAIL | INDIANA EXPRESS

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

4 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

10 November 2023

Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Ilmuwan menunjukkan cara mengubah tanah bulan menjadi subur untuk pertanian.

Baca Selengkapnya