Turun Salju, Akankah Gurun Sahara Kembali Menghijau?

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Selasa, 9 Januari 2018 18:57 WIB

Salju turun di kota Ain Sefra, Aljazair, yang berada di Gurun Sahara, Minggu, 7 Januari 2018. Kredit: Karim Bouchetata/Geoff Robinson Photography

TEMPO.CO, San Fancisco - Pada hari Minggu, 7 Januari 2018, orang-orang Aljazair yang tinggal di Gurun Sahara mendapati diri mereka berada di musim dingin dengan salju setinggi hingga 16 inci (40 sentimeter) menutupi bukit pasir. Kejadian langka ini baru terjadi tiga kali dalam 37 tahun terakhir di dekat kota Ain Sefra di Aljazair.

Baca: Salju Setebal 40 Sentimeter Muncul di Gurun Sahara

Bukit pasir merah khas yang membentang sejauh mata memandang berselimut putih. Ini bertepatan dengan cuaca ekstrem di belahan dunia lain. Pantai timur Amerika Serikat terus menghadapi badai musim dingin, sementara Sydney, Australia, menghadapi suhu terpanas dalam hampir 80 tahun pada 116,6 derajat Farenheight.

Tekanan tinggi di Eropa menyebabkan udara dingin ditarik ke Afrika utara dan masuk ke Gurun Sahara. Massa udara dingin ini naik 3.280 kaki (1.00o meter) ke ketinggian Ain Sefra, sebuah kota yang dikelilingi oleh Pegunungan Atlas, dan mulai terbenam pada hari Minggu pagi.

Ain Sefra, yang dikenal sebagai "pintu gerbang ke padang pasir" memiliki suhu rata-rata 99,7°F selama bulan Juli, membuat penduduk setempat lebih terbiasa mengelola panas yang ekstrem daripada salju. Tidak mampu mengelola salju di jalan, mobil dan bus terdampar di jalan saat mereka menjadi dingin. Sayangnya, salju tidak bertahan lama karena suhu naik hingga 42°F menjelang sore.

Kota Gurun Sahara, Ain Sefra, telah mengalami tiga kejadian salju dalam 37 tahun terakhir dengan dua salju terakhir hadir berturutan (1979, 2016, dan 2017).

Advertising
Advertising

Trevor Nace, seorang ahli geologi, dalam tulisannya di Forbes menyebutkan bahwa dalam beberapa dekade dan abad yang akan datang, kita bakal dapat menemukan Gurun Sahara menjadi padang rumput subur seperti dulu.

Penelitian menunjukkan bahwa Afrika bagian utara di mana Sahara saat ini berlokasi, pernah dihiasi dengan danau besar, vegetasi, hewan, dan permukiman manusia. Periode ini, yang dikenal sebagai Periode Humid Afrika (berlangsung sekitar 15.000 sampai 5.000 tahun yang lalu) berasal dari Afrika utara yang kita kenal sekarang.

Tampaknya sekitar 5.500 tahun yang lalu, kelembaban di Afrika utara tiba-tiba terputus, yang mengakhiri periode lembab.

Baca: Setelah 37 Tahun, Salju Jatuh di Sahara

Penelitian terus berlanjut mengenai mengapa dan bagaimana suburnya Afrika bagian utara tiba-tiba menjadi Gurun Sahara. Satu hal yang jelas, peralihan antara lembab dan gersang bisa mendadak. Apakah kita berada di ambang periode lembab Afrika lainnya? Tidak ada yang tahu pasti, tapi kemungkinan akan menjadi fokus studi penelitian lanjutan dan harapan bagi banyak negara Afrika utara.

FORBES | DAILY MAIL

Berita terkait

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

46 hari lalu

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.

Baca Selengkapnya

Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

49 hari lalu

Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

Bidan Masoumeh Mehravar dipuji oleh Pemimpin Iran tertinggi karena menyelamatkan seorang ibu dan bayinya yang terjebak di salju di Iran utara

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Badai Salju, 300 Turis Terkatung-katung di Himachal Pradesh India Dievakuasi

31 Januari 2024

Badai Salju, 300 Turis Terkatung-katung di Himachal Pradesh India Dievakuasi

Badai salju dan hujan lebat telah membuat sekitar 300 turis di Himachal Pradesh dievakuasi.

Baca Selengkapnya

1.000 Turis Terjebak di Desa Terpencil Cina, Longsoran Salju Hambat Evakuasi

16 Januari 2024

1.000 Turis Terjebak di Desa Terpencil Cina, Longsoran Salju Hambat Evakuasi

Sekitar 1.000 turis masih terdampar di desa wisata terpencil setelah longsoran salju melanda wilayah Xinjiang di barat laut Cina dengan salju 7 meter

Baca Selengkapnya

Korban Tewas akibat Gempa Jepang Tembus 200 Orang

9 Januari 2024

Korban Tewas akibat Gempa Jepang Tembus 200 Orang

Lebih dari 100 orang masih belum ditemukan akibat gempa Jepang, kata pihak berwenang

Baca Selengkapnya

Arti Lagu First Snow Exo dan Liriknya yang Viral di TikTok

20 Desember 2023

Arti Lagu First Snow Exo dan Liriknya yang Viral di TikTok

Arti lagu First Snow EXO menggambarkan kenangan pada momen-momen Natal bersama pasangan. Dalam lagu ini ada rasa penyesalan dan kesepian.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Dua Kereta Bawah Tanah di Beijing, 102 Penumpang Patah Tulang

16 Desember 2023

Kecelakaan Dua Kereta Bawah Tanah di Beijing, 102 Penumpang Patah Tulang

Dua kereta bawah tanah bertabrakan di tengah salju tebal di ibu kota Cina, Beijing, menyebabkan 102 orang mengalami patah tulang

Baca Selengkapnya

Mau Liburan Musim Dingin ke Eropa Ini Prediksi Cuaca Selama Bulan Desember

9 Desember 2023

Mau Liburan Musim Dingin ke Eropa Ini Prediksi Cuaca Selama Bulan Desember

Para ahli mempekirakan cuaca di beberapa destinasi liburan musim dingin di Eropa akan sangat dingin

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Maroko Jangan Lewatkan Petualangan di Gurun Sahara

18 November 2023

Destinasi Wisata di Maroko Jangan Lewatkan Petualangan di Gurun Sahara

Maroko merupakan negeri yang terletak di ujung barat laut Afrika. Berikut beberapa destinasi wisata unggulan di sana, salah satunya Gurun Sahara.

Baca Selengkapnya