Badan Siber Cina Tutup Sementara Mesin Pencarian Weibo

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 29 Januari 2018 11:08 WIB

Weibo. Kredit: China Internet Watch

TEMPO.CO, Beijing - Platform media sosial populer di Cina, Weibo, menutup mesin pencarian topik terhangat dan info seputar selebriti selama sepekan atas perintah regulator setempat karena lalai telah menyebarkan informasi yang dianggap membahayakan negara itu.

Baca: Cina Bredel Hip Hop dari TV dan Internet, Ini Penyebabnya

Badan Siber Cina (CAC) Beijing memerintahkan pimpinan Weibo agar lebih memperhatikan informasi yang hendak disebarkan karena platform media tersebut telah gagal menyensor informasi ilegal.

"Informasi berisi pernyataan publik yang berorientasi mengandung kesalahan, kecabulan, rendahan, dan diskriminatif telah tersebar di Sina Weibo," demikian pernyataan CAC yang dipantau Antara di Beijing, Senin.

"Sina Weibo telah melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku karena menggiring opini publik pada arah yang salah dan berdampak buruk," tambah CAC.

Wang Sixin, profesor hukum di Communication University of China, menyambut positif upaya pemerintah dalam memperketat penggunaan dunia maya selama beberapa tahun terakhir.

Advertising
Advertising

Pemerintah terus mengimplementasikan aturan dan penegakan hukum untuk mengatasi aktivitas ilegal yang dapat membahayakan masyarakat melalui internet, demikian Wang, sebagaimana dikutip Global Times.

Akibat dari kelalaiannya itu, manajemen Weibo menyatakan menerima semua bentuk kritikan publik dan menutup beberapa portal utamanya, seperti mesin pencarian, topik hangat, dan gaya hidup selebriti, mulai Sabtu, 27 Januari lalu.

Weibo juga berjanji akan meningkatkan kualitas informasi, meningkatkan investasi di bidang teknologi, dan merekrut tenaga kreatif lebih sehat dan bersih di jagat dunia maya.

Weibo memiliki 376 juta pengguna hingga kuartal ketiga tahun 2017. Sejumlah media melaporkan bahwa beberapa perusahaan yang terdaftar dalam mesin pencarian informasi terhangat di Weibo mendapatkan bayaran atas jasanya menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau perusahaan.

Satu agen portal bisa menerima 8.000 RMB (Rp 16 juta) untuk setiap topik atau produk yang menduduki peringkat ketiga teratas mesin pencarian Weibo.

Agen portal juga bisa mendapatkan 130.000 RMB (Rp 260 juta) dari beberapa kontrak sebagaimana laporan laman berita jiemian.com pada akhir Juni lalu.

Wang menambahkan bahwa beberapa produk yang masuk dalam daftar unggulan mesin pencarian mengandung informasi palsu, menyesatkan, dan dapat membahayakan kesehatan para penggunanya.

Pada bulan April tahun lalu, Komisi Nasional Anti-Pornografi dan Publikasi Ilegal China (NOAPIP) menjatuhkan sanksi denda terhadap Weibo sebesar 30.000 RMB (Rp 60 juta) atas penyebaran pornografi.

Baca: Ini 5 Rudal Andalan India untuk Hadapi Cina

Pemerintah Cina juga telah menutup lebih dari 128 ribu laman dan menyita 31 juta publikasi ilegal mengandung unsur cabul, demikian Kantor Berita Xinhua.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Menyayangkan Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

27 detik lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Menyayangkan Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

5 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

6 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

10 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya