Jack Ma dan Kisah Viral Si Anak Beku

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Amri Mahbub

Rabu, 31 Januari 2018 14:45 WIB

Jack Ma, Executive Chairman Alibaba Group dan pendiri Jack Ma Foundation. (Alibaba Group)

TEMPO.CO, Jakarta - Jack Ma, pendiri Alibaba Group, tak bisa tinggal diam saat melihat foto viral tentang anak kecil di Tiongkok dengan rambut dan alis yang membeku. Anak yang mendapat julukan sebagai "Anak Beku" atau "frost boy" ini harus berjalan kaki sejauh 4,5 kilometer dalam suhu -9 derajat Celsius untuk sampai di sekolahnya yang terletak di selatan Provinsi Yunnan.

"Frost boy" tercipta ketika pemerintah Tiongkok telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendidikan di wilayah pedesaan dalam dua dekade terakhir. Tingginya tingkat urbanisasi membuat banyak sekolah-sekolah di pedesaan terpaksa menggabungkan murid di usia berbeda dalam satu kelas.

Melihat hal tersebut, Pemerintah Tiongkok memindahkan murid di sekolah-sekolah tersebut ke sekolah yang lebih besar. Hal ini dilakukan untuk menarik minat guru yang lebih berkualitas dan juga memberi kesempatan bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan umur mereka.

Namun, dampaknya jutaan murid dari pedesaan Tiongkok harus menempuh perjalanan selama empat sampai lima jam hanya untuk mencapai sekolah dan banyak dari mereka yang harus tinggal di asrama. Berdasarkan data dari Pemerintah Tiongkok 2016, jarak yang ditempuh oleh murid di pedesaan dapat mencapai 5,4 kilometer untuk murid sekolah dasar dan 17,5 kilometer untuk siswa sekolah menengah untuk mencapai sekolahnya.

Baca: Ini 5 Tip Jack Ma untuk Para Startup

Advertising
Advertising

Jack Ma Foundation menganggap hal tersebut sebagai salah satu isu yang penting. Pada 21 Januari, yayasan ini mengumumkan dukungan mereka untuk meningkatkan fasilitas asrama di sekolah-sekolah pedesaan demi membawa pendidikan yang lebih baik bagi jutaan anak di Tiongkok. Langkah ini diharapkan dapat memberikan akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan melalui pendidikan.

Yayasan ini akan mengganti tempat tidur, merenovasi ruang makan, dan memberikan transportasi untuk para murid. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan meningkatkan konsentrasi untuk belajar.

Jack Ma, Executive Chairman Alibaba Group dan pendiri yayasan, mengumumkan inisiatif ini sebagai bentuk penghargaan kepada 100 guru yang telah berjasa. Mereka akan diberikan penghargaan yang nilainya setara Rp 20 miliar. Guru-guru ini juga berbagi pengalaman mereka di depan 80 pengusaha Tiongkok yang menghadiri acara penjelasan upaya Yayasan Jack Ma untuk meningkatkan pendidikan di pedesaan.

"Kemiskinan dapat dihilangkan dengan memperbaiki kualitas pendidikan secara berkelanjutan," ujar Jack Ma, dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Senin, 29 Januari 2018. "Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan pedesaan adalah jumlah pendaftaran murid yang rendah dan beberapa sekolah hanya memiliki dua orang guru untuk sekitar 10 murid dari umur yang berbeda."

Baca: Empat Fakta Menarik Jack Ma, Bos Alibaba

Menurut Jack Ma, tujuan akhir dari gerakan ini adalah memberikan dampak langsung kepada sekolah-sekolah di pedesaan serta mendorong para pengusaha Tiongkok untuk berperan lebih banyak dalam melawan kemiskinan. "Dan bertanggung jawab dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat," kata dia.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan pendidikan pedesaan, yayasan ini telah membuat program percontohan di dua sekolah dasar di Provinsi Guizhou untuk menunjukkan hasil peningkatan fasilitas terhadap kualitas pendidikan di pedesaan Tiongkok. Inisiatif ini juga diikuti dengan program serupa untuk para guru di area terpencil.

Pada Desember 2017, yayasan ini menjanjikan RMB300 juta atau Rp 600 miliar selama sepuluh tahun mendatang untuk mendorong lulusan terbaik dari universitas-universitas Tiongkok untuk mengajar di pedesaan. Pada Juli 2016, yayasan ini berjanji untuk menyumbangkan RMB200 juta atau Rp 400 miliar selama sepuluh tahun ke depan untuk memberikan pelatihan bagi para kepala sekolah dan tokoh pendidikan di kota dan desa terpencil.

Jack Ma sendiri adalah mantan guru sekolah dan memiliki semangat untuk mendorong peningkatan pendidikan di pedesaan. Ia juga menjadi kepala Alibaba Poverty Relief Fund yang baru saja diresmikan oleh Alibaba Group.

Baca: Bos Alibaba Jack Ma: Internet Seharusnya Bantu Akhiri Kemiskinan

Simak kabar terbaru dari Jack Ma hanya di Tempo.co.

Berita terkait

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

10 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

15 hari lalu

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

22 hari lalu

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

Pengusaha Amerika Serikat masih mendominasi daftar peringkat teratas Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes. Pengusaha Cina tertinggal jauh.

Baca Selengkapnya

Pakar Sarankan KPU Buka Isi Perjanjian dengan Alibaba, Ini Alasannya

47 hari lalu

Pakar Sarankan KPU Buka Isi Perjanjian dengan Alibaba, Ini Alasannya

Pemohon juga meminta rincian layanan Alibaba Cloud yang digunakan oleh KPU.

Baca Selengkapnya

Sempat Bantah, Kini KPU Akui Jalin Kerja Sama dengan Alibaba Cloud

51 hari lalu

Sempat Bantah, Kini KPU Akui Jalin Kerja Sama dengan Alibaba Cloud

Hal itu terungkap dalam sidang sengketa di KIP. KPU mengakui adanya kerja sama tersebut.

Baca Selengkapnya

Sirekap KPU dan Alibaba Cloud, Kenapa Pakar dari ITB dan BRIN Tak Menyoalnya?

21 Februari 2024

Sirekap KPU dan Alibaba Cloud, Kenapa Pakar dari ITB dan BRIN Tak Menyoalnya?

Sebelumnya, ICT Institute meminta KPU RI menjelaskan penggunaan data center yang berbeda-beda antara domain KPU dan Sirekap.

Baca Selengkapnya

Sirekap Ditengarai Terhubung ke Server Alibaba di Singapura, Ini Profil Perusahaan Alibaba Cloud

20 Februari 2024

Sirekap Ditengarai Terhubung ke Server Alibaba di Singapura, Ini Profil Perusahaan Alibaba Cloud

Alibaba Cloud adalah pemimpin global dalam komputasi awan dan kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya

Hasil Analisis Pakar IT soal Web KPU dan Sirekap: Pakai Alibaba Cloud hingga Sistem yang Kuno

18 Februari 2024

Hasil Analisis Pakar IT soal Web KPU dan Sirekap: Pakai Alibaba Cloud hingga Sistem yang Kuno

Pakar IT menemukan sejumlah kejanggalan dalam sistem IT dan Sirekap KPU.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Server Sirekap Terhubung ke Alibaba Singapura, KPU: Servernya di Indonesia

17 Februari 2024

Pakar Sebut Server Sirekap Terhubung ke Alibaba Singapura, KPU: Servernya di Indonesia

Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos membantah server Sirekap terhubung dengan Alibaba di Singapura.

Baca Selengkapnya