Indonesia Masih Kekurangan Peneliti Padi Hibrida

Selasa, 27 Februari 2018 17:18 WIB

Sebanyak 247 ahli padi hibrida berkumpul di Yogyakarta. Kredit: Tempo/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan produktivitas padi hingga 84 juta ton pada 2018. Untuk menggenjot target itu, Badan Litbang Pertanian menilai perlu lebih banyak pakar padi hibrida.

Peneliti utama Badan Litbang Pertanian, Hasil Sembiring, mengatakan jumlah peneliti padi hibrida di Indonesia kalah jauh dibandingkan Cina dan India. Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia mengimpor induk benih padi hibrida dari Cina dan India. Ini menandakan produksi padi hibrida Indonesia ketinggalan dibandingkan dengan Cina.

Menurut Sembiring, Indonesia punya 19 benih hibrida yang dikeluarkan Balitbang. Tapi, benih-benih itu punya kelemahan dari sisi produktivitas. “Kami butuhnya lebih banyak lagi peneliti khusus padi hibrida,” kata dia di sela simposium The International Rice Research Institute (IRRI) di Yogyakarta, Selasa, 27 Februari 2018.

Baca: Ahli Padi Hibrida Rumuskan Solusi Perubahan Iklim di Yogyakarta

Acara yang mempertemukan 257 ahli padi hibrida dari 12 negara ini berlangsung hingga 1 Maret. Mereka saling berbagi pengalaman dan melihat perkembangan padi hibrida dunia. Peserta belajar dari para pakar padi hibrida ternama, di antaranya Profesor Bioteknologi Ebrahimali Abubacker Siddiq dari The Professor Jayashankar Telangana State Agricultural University, India.

Peneliti padi hibrida dari Badan Litbang Pertanian, Satoto, mengatakan jumlah peneliti padi hasil persilangan ini sedikit. Dia mencontohkan di timnya hanya ada lima orang peneliti. Di kalangan juga ada sedikit peneliti. Jumlah peneliti padi hibrida Indonesia kata dia kalah jauh ketimbang Cina yang setiap distrik punya seorang profesor yang ahli padi hibrida.

Advertising
Advertising

Indonesia mengimpor induk benih padi dari Cina dan India karena Badan Litbang Pertanian tidak diberi mandat untuk melakukan komersialisasi. Perakitan benih ada di Badan Litbang. Tapi, pemegang lisensinya bisa siapa saja. “Bicara padi hibrida bicara bisnis. Petani harus beli benih setiap musim tanam,” kata Satoto.

Itu alasan mengapa Indonesia mengimpor indukan benih padi hibrida dari Cina dan India. Satoto menyebut tidak ada aturan tentang pengadaan benih padi hibrida. Dari total 19 benih padi hibrida yang dikeluarkan Badan Litbang, 7 di antaranya telah mendapatkan lisensi. Di antaranya lisensi dari Petrokimia Gresik dan perusahaan nasional. “Balitbang tidak bisa menentukan produksi padi hibrida. Bila varietas padi hibrida tidak produktif, maka sekian tahun lisensi bisa dicabut,” kata dia.

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

23 jam lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

4 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

4 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

6 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

7 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

7 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

7 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

8 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

42 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

50 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya