Ini 3 Fakta Menarik Rainbow Warrior, Kapal Bersejarah Greenpeace

Sabtu, 10 Maret 2018 23:01 WIB

Penari Papua berpose di depan kapal Greenpeace Rainbow Warrior di pelabuhan Manokwari, Papua, 12 Maret 2018. Kapal ini melanjutkan turnya di Asia Tenggara ke Indonesia. GREENPEACE/Jurnasyanto Sukarno

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Rainbow Warrior adalah kapal bersejarah yang dibuat khusus untuk organisasi Greenpeace. Sejak awal pekan ini hingga Mei mendatang, kapal ini akan berlayar di Indonesia membawa kampanye lingkungan.

Ada beberapa fakta yang patut Anda ketahui tentang kapal ini. Berikut rangkumannya:

Baca: PLN Disebut Merugi, Greenpeace Minta Proyek PLTU Dibatalkan

1. Sudah 3 Generasi
Rainbow generasi pertama berlayar dari Inggris pada 1978. Sayangnya, kapal ini hancur pada 1985 karena dibom oleh seorang agen rahasia Perancis. Kapal itu digantikan dengan generasi kedua yang bertugas selama 22 tahun. Pada 2011, Rainbow Warrior generasi kedua dipensiunkan dan diganti dengan yang sekarang bertugas. Generasi ketiga diklaim lebih ramah lingkungan dan dapat bertahan di segala cuaca.

2. Kapal Generasi Ketiga Ramah Lingkungan
Mulai beroperasi pada 14 Oktober 2011, kapal generasi ketiga dibuat di Eropa dari donasi jutaan pendukung Greenpeace di seluruh dunia. Kapal ini berlayar menggunakan tenaga angin dengan memanfaatkan sistem tiang A-frame setinggi 55 meter. Teknologi ini mampu menangkap angin lebih banyak ketimbang kapal konvensional berukuran sama dan tentunya lebih ramah lingkungan . Kapal ini juga dirancang untuk riset.

Advertising
Advertising

Tidak hanya itu, Rainbow Warrior generasi ketiga juga memiliki sistem komunikasi satelit on-board yang dapat memberikan streaming rekaman langsung dari lokasi ke seluruh dunia. Rainbow Warrior generasi ketiga ini juga menggunakan mesin listrik yang tujuannya untuk membantu kapal bisa terus berlayar saat cuaca tidak mendukung.

Kapal Rainbow Warrior III milik Greenpeace. TEMPO/Johannes P. Christo

3. Punya Tempat Penampungan Air Limbah
Satu hal yang membuat kapal ini spesial adalah kemampuannya untuk menyimpan hingga 59 meter kubik air hitam dan kotor, untuk memastikan tidak akan ada limbah yang mencemari laut. Kapal ramah lingkungan ini juga memiliki sistem penyaringan biologis yang dapat membantu membersihkan dan mendaur ulang air yang kotor.

Kapal ini memiliki bentuk badan yang dirancang khusus untuk penggunaan energi yang efisien. Karena dibuat khusus untuk riset Greenpeace, kapal memiliki penanganan sampah dan air kotor biologis, dan juga sistem pengecatan yang ramah lingkungan.

Baca: Greenpeace: Kualitas Udara Jabodetabek Buruk

Simak artikel menarik lainnya tentang pelayaran Rainbow Warrior, kapal milik Greenpeace, di Indonesia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

2 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

5 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

7 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

7 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

11 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

11 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

27 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

31 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya