Kunjungi Papua, Apa Tujuan Kapal Greenpeace Rainbow Warrior?

Selasa, 13 Maret 2018 11:43 WIB

Kapal Greenpeace Rainbow Warrior yang dinakhodai oleh kapten perempuan bernama Hettie Geenen tiba di Pelabuhan Pelindo, Manokwari, Senin, (12/3). Setelah berlayar selama enam hari dari Takoban, Filipina, Rainbow Warrior akan menjelajahi lautan Indonesia dengan menjadikan Bumi Cendrawasih sebagai pintu masuk utamanya. ANTARA/Monalisa

TEMPO.CO, Jakarta - Rainbow Warrior, kapal bersejarah yang membantu kampanye Greenpeace sejak 1978, hadir di Papua sejak 11 Maret 2018. Kapal itu tiba di Manokwari, Senin, 12 Maret 2018, setelah berlayar selama enam hari dari Filipina.

Kapal ini akan menjelajahi lautan Indonesia hingga Mei mendatang. Setelah mengunjungi Papua, mereka akan singgah di Bali dan kemudian berlabuh di Jakarta.

Kapal Rainbow Warrior milik organisasi Greenpeace mengunjungi Manokwari, Papua, untuk membahas isu hutan, Senin, 12 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

Di Manokwari, para aktivis di kapal yang dinakhodai Hattie Geenen itu akan menyoroti hutan Papua yang perlu perlindungan. Papua jadi perhatian mereka karena dianggap menjadi benteng perlindungan kehutanan terakhir di Indonesia.

Baca: Ini 3 Fakta Menarik Rainbow Warrior, Kapal Bersejarah Greenpeace

“Kita di sini punya concern yang sangat besar mengenai hutan Papua. Karena Papua relatif utuh (hutannya), jadi harus protect hutan hujan tropis kita,” ujar Leo Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia, di Manokwari, Papua, Senin, 12 Maret 2018.

Salah satu isu terbesar yang dibawa Greenpeace adalah masa depan hutan Papua. Bukan hanya di Papua Barat, tetapi juga keseluruhan tanah Papua. “Di tanah papua yang paling penting adalah hutan barat. Rainbow Warrior fungsinya sebagai platform untuk kolaborasi,” lanjut Leo.

Masyarakat dan pemerintah Papua Barat menyambut awak kapal Rainbow Warrior organisasi Greenpeace di Manokwari, Papua, Senin, 12 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

Kedatangan Rainbow Warrior juga disambut oleh pemerintah Papua Barat. Dengan acara meriah yang penuh dengan tarian penjemputan oleh masyarakat Manokwari. “Bangga Rainbow Warrior datang ke sini. Senang mendapat kunjungan dari publik, dan langsung mendapat pembelajaran untuk rakyat Manokwari,” kata Mohamad Lakotani, Wakil Gubenur Papua Barat.

Advertising
Advertising

Lakotani juga menjelaskan kalau provinsi Papua Barat sudah menjadi provinsi konservasi. Semua pembangunan yang dilakukan di Papua Barat melihat aspek-aspek lingkungan.

Rainbow Warrior akan berhenti di Manokwari sampai tanggal 14 Maret 2018 dan akan membuka diri untuk umum. Greenpeace mengundang anak-anak sekolah untuk mengunjungi kapal bersejarah ini agar bisa mendapatkan edukasi mengenai isu hutan ini.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

21 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya