Tiba di Raja Ampat, Kapal Greenpeace Kawal Isu Terumbu Karang

Minggu, 18 Maret 2018 17:09 WIB

Kapal Rainbow Warrior milik organisasi Greenpeace mengunjungi Manokwari, Papua. (Tempo/Astari P Sarosa)

TEMPO.CO, Raja Ampat - Setelah selama tujuh hari mengunjungi Manokwari dan Sorong, kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace mengunjungi Pelabuhan Laut Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, Minggu, 18 Maret 2018. Bila di Sorong dan Manokwari mereka menyoroti isu hutan adat, di tempat baru ini mereka memfokuskan di menggarap isu terumbu karang.

Saat tiba, kapal Rainbow Warrior disambut dengan tarian penjemputan dan tarian dayung oleh anak-anak Raja Ampat. Dalam tarian tersebut, para penari memberi kalung dengan manik-manik kerang ke awak kapal sebagai tanda selamat datang ke Raja Ampat.

Baca: Ajak Anak dan Cucu, Susi Pudjiastuti Kunjungi Kapal Greenpeace

“Kami dari masyarakat adat terus berjuang dan pertahankan sumber daya yang dari Raja Ampat, seperti laut tetapi juga hutan. Laut tidak lepas dari hutan yang ada karena kita 20 persen hutan dan 80 persen laut,” ujar Christian Thebu, Ketua Dewan Adat Suku Maya, saat memberikan kata sambutan untuk awak kapal Rainbow Warrior. Dia menjelaskan kalau ingin menjaga laut harus juga menjaga hutan dan sebaliknya.

Hettie Geenen, Kapten Kapal Rainbow Warrior, menjelaskan kalau tahun 2010 dia sudah pernah ke Raja Ampat dan sangat terpesona pada pemandangan terumbu karang yang ada. Karena itu dia merasa terdorong untuk memastikan kalau terumbu karang di Raja Ampat tidak rusak, terutama karena jangkar kapal-kapal dari luar atau karena ulah beberapa kapal yang masih mengambil ikan dengan cara-cara yang dapat merusak.

Baca:
Ini 3 Fakta Menarik Rainbow Warrior, Kapal Bersejarah Greenpeace

"Kita di sini membawa kapal yang paling ikonik dari Greenpeace, flagship kapal bendera dari Greenpeace yang pengikutnya jutaan. Apa yang akan kita lakukan di sini akan terdengar secara global,” jelas Leo Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia.

Leo mengatakan, dengan kedatangannya di Papua Barat, Greenpeace dapat membantu masyarakat dan pemerintah Papua Barat untuk terus menunjukkan komitmen mereka terhadap isu ini.

Baca:
Sarapan di Kapal Greenpeace, Susi Pudjiastuti: Ini Enak Sekali

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan tur kapal Greenpeace yang dipimpin oleh Hettie Geenen, dan juga seminar yang membahas isu terumbu karang di Raja Ampat, dan rencana untuk melakukan perlindungan yang lebih baik.

Advertising
Advertising

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Berita terkait

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

1 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

1 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

5 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

5 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

21 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

25 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

33 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

36 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

36 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

37 hari lalu

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

Tetap saja pembangunan IKN dinilai akan membuat tekanan terhadap habitat satwa liar. Dan bukan hanya dugong dan pesut, tapi 23 spesies.

Baca Selengkapnya