Terungkap, Rahasia Burung Bermigrasi: Ada Kompas Mikro di Matanya

Jumat, 6 April 2018 09:05 WIB

Burung pipit zebra (Taeniopygia guttata). (wikipedia.org)

TEMPO.CO, Lund - Ilmuwan menemukan rahasia keterampilan burung dalam bernavigasi sehingga berhasil bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain. Laman Daily Mail, 4 April 2018, melaporkan bahwa terdapat protein pada mata burung yang sensitif terhadap cahaya biru.

Protein tersebut memungkinkan para burung dapat melihat medan magnet bumi sebagai hamparan bidang dengan pandangan normal mereka. Dengan protein ini pulalah para burung yang bermigrasi tampak seperti memiliki indera keenam, sehingga mereka selalu berhasil menemukan tempat bertelur mereka.

Untuk mengetahui secara kasar, burung membutuhkan navigasi yang benar. Mereka melakukannya dengan menggunakan medan magnet untuk merencanakan rute migrasi mereka.

Dua studi terpisah dilakukan untuk mengungkap hal tersebut. Ilmuwan dari Universitas Lund di Swedia mengamati burung pipit zebra (Taeniopygia guttata). Sedangkan peneliti dari Carl von Ossietzky University Oldenburg di Jerman mempelajari burung robin dari Eropa.

Baca juga: Suara Berisik Ribuan Burung Meneror Warga Adelaide

Advertising
Advertising

Selama ini para ilmuwan percaya bahwa inti bumi bertanggung jawab dalam menciptakan medan magnet. Seperti besi cair di inti luar bumi yang lolos kemudian menciptakan arus konveksi dan menghasilkan arus listrik yang menciptakan medan magnet.

Peneliti mengetahui bahwa burung hanya bisa merasakan medan magnet jika panjang gelombang cahaya tersedia, tapi tidak diketahui apa sebabnya. Menurut dua studi terbaru ini, hal tersebut terjadi karena protein yang disebut Cry4 (Cryptochromes).

Dalam penelitian pertama, tim dari Lund menemukan pipit zebra memiliki tiga cryptochromes yaitu Cry1, Cry2 dan Cry4 di bagian otak, otot dan mata, seperti yang dilaporkan laman Science Alert. Cryptochromes itu sensitif terhadap cahaya biru dengan panjang gelombang antara 400 dan 495 nanometer.

"Kami juga menemukan bahwa Cry1a, Cry1b dan Cry2 mRNA menampilkan proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam (ritme sirdikadian) yang lemah," tulis para peneliti yang dipimpin oleh Atticus Pinzon-Rodriguez dari University of Lund dalam jurnal.

Baca juga: Dunia Satwa: Rahasia di Balik Cara Terbang Burung

Dalam penelitian tersebut, peneliti menyebut para burung memiliki kompas mikroskopis dan mereka menggunakannya setiap saat baik siang maupun malam. Temuan tersebut didukung oleh tim peneliti burung robin Eropa dengan temuan yang sama. Mereka menemukan bahwa burung robin Eropa telah meningkatkan ekspresi Cry4 selama musim migrasi.

Studi tentang burung finch zebra dipublikasikan dalam Journal of the Royal Society Interface sedangkan studi terkait burung robin diterbitkan dalam Current Biology. Sebelumnya, tahun lalu, para peneliti melakukan penelitian serupa yang mengamati navigasi burung Eurasian Reed Warblers.

Baca juga: Selamatkan Burung Hantu di Aruba

Simak artikel menarik lainnya tentang burung hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | SCIENCE ALERT | JOURNAL OF THE ROYAL SOCIETY INTERFACE | CURRENT BIOLOGY

Berita terkait

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

10 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

24 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

25 hari lalu

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

Ada tren menjadikan burung seperti lovebird sebagai parcel atau kado. Davina Veronica menganggap sebagai perampasan hak hidup hewan.

Baca Selengkapnya

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

27 hari lalu

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

Hampers lebaran tidak lagi hanya berupa kue-kue lebaran atau kaleng biskuit, tapi juga sepasang lovebird. Bentuk kejahatan terhadap binatang.

Baca Selengkapnya

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

34 hari lalu

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.

Baca Selengkapnya

Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

7 Februari 2024

Risiko Kerusakan Habitat Burung Endemik di Sulawesi dan Maluku

Sulawesi dan Maluku termasuk lokasi penambangan nikel yang paling berpotensi mengusik habitat burung endemik.

Baca Selengkapnya

Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

30 Januari 2024

Kala Burung Endemik Indonesia Terancam Pembukaan Tambang

Burung termasuk hewan endemik di Indonesia yang habitatnya berpotensi terganggu oleh pembukaan lahan tambang.

Baca Selengkapnya

15 Hewan Punah yang Muncul Kembali

27 Desember 2023

15 Hewan Punah yang Muncul Kembali

Hewan punah belum tentu benar-benar hilang di dunia ini. Ada yang berhasil ditemukan kembali.

Baca Selengkapnya

4 Hewan yang Dinyatakan Punah di Tahun 2023

20 Desember 2023

4 Hewan yang Dinyatakan Punah di Tahun 2023

Seiring bertambahnya usia bumi, satu per satu spesies hewan mengalami kepunahan. Ini daftar hewan yang dinyatakan punah di tahun 2023.

Baca Selengkapnya

BKSDA Melepas 28 Satwa Liar, Ada Nuri Ternate, Nuri Kalung Ungu dan Bayan Merah

8 Desember 2023

BKSDA Melepas 28 Satwa Liar, Ada Nuri Ternate, Nuri Kalung Ungu dan Bayan Merah

BKSDA Provinsi Maluku melepaskan sebanyak 28 ekor satwa liar yang dilindungi undang-undang jenis paruh bengkok di Kawasan Hutan Desa Jikotamu.

Baca Selengkapnya