Terungkap, Inilah Identitas Jack The Ripper
Reporter
Tempo.co
Editor
Amri Mahbub
Senin, 23 April 2018 07:05 WIB
TEMPO.CO, London - Dari bercak darah yang tertinggal pada sehelai selendang, identitas Jack the Ripper terbongkar. Misteri pembunuhan berseri itu pernah menghantui Kota London pada akhir abad ke-19. Sekitar 1 abad, kepolisian tak berhasil mengungkap siapa pelaku sebenarnya.
Identitas pelaku kasus pembunuhan sadis yang dijuluki Jack the Ripper itu terungkap berkat jejak genetik dalam bercak darah dan cairan mani pada selendang korban. Penulis buku asal Inggris, Russell Edwards, mengklaim berhasil memecahkan kasus misterius itu.
Edwards, yang juga mengaku sebagai detektif partikelir, mendapat petunjuk utama dari selendang milik Catherine Eddowes, salah satu korban Jack the Ripper. Dia membeli selendang itu di sebuah acara lelang di Bury St. Edmunts, Suffolk.
Menurut Edwards, selendang tersebut diambil oleh Amos Simpson, polisi yang bertugas pada malam ketika jenazah Eddowes ditemukan. Simpson memberikan selendang itu kepada istrinya, namun ditolak karena terdapat bercak darah pada benda itu. Mereka menyimpan benda tersebut tanpa pernah diketahui penyelidik kepolisian.
Selendang itu diwariskan oleh keturunan Simpson hingga akhirnya muncul di balai lelang pada 2007. "Syukurlah selendang itu tak pernah dicuci karena ada bukti penting di dalamnya," tutur Edwards, seperti ditulis The Mirror.
Baca juga: Jack the Ripper Cina di Hukum Mati
Edwards lalu meminta bantuan Jari Louhelainen, ahli biologi molekuler dari John Moores University, Liverpool, untuk menyelidiki materi genetik DNA dalam bercak darah itu. Belakangan, diketahui ada bekas noda cairan mani pada benda tersebut. "Aku berhasil mendapatkan satu-satunya bukti forensik dalam kasus misterius ini. Sudah 14 tahun aku menyelidiki kasus itu dan kami akhirnya membongkar misteri siapa sebenarnya Jack the Ripper," kata Edwards.
Louhelainen menggunakan teknik vacuuming untuk mengambil DNA dari selendang Eddowes. Dia mengatakan hasil pencitraan inframerah mengungkap bahwa bercak pada selendang itu adalah darah yang mengering dan cocok dengan percikan darah dari pembuluh arteri yang terpotong.
Teknik vacuuming yang digunakan mirip dengan mesin penghisap debu, tapi teknik ini diklaim mampu mengambil 40 persen DNA lebih banyak dari bercak ludah pada kain poliester ketimbang swab dengan kapas, dan 88 persen lebih banyak daripada bercak darah pada kain nilon. Namun teknik vacuuming memiliki risiko adanya kontaminasi sehingga harus dilakukan secara steril.
Hasil uji genetik pada DNA darah dan cairan mani tersebut menuding Aaron Kosminski, imigran asal Polandia, sebagai pelaku kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap sedikitnya lima pelacur di London. Dokumentasi kepolisian memang menunjukkan Kosminski sebagai satu dari enam tersangka pelaku pembunuhan itu.
Investigator yakin Kosminski adalah pelakunya, tapi mereka tak punya cukup bukti yang kuat. Kosminski tak pernah divonis bersalah dan hanya dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena dinilai mengalami gangguan mental. Dia meninggal pada 1919 akibat infeksi parah pada kakinya.
Baca juga: 5 Film tentang Jack The Ripper
Louhelainen berhasil melacak sidik DNA dari bercak darah pada selendang milik Eddowes, pelacur berusia 46 tahun yang tewas dibunuh. Profil DNA dalam darah itu cocok dengan data genetika Eddowes, sehingga menguatkan dugaan selendang itu dipakai Eddowes ketika peristiwa pembunuhan terjadi.
DNA dari bercak cairan mani dan epithelium (jaringan pelapis pembungkus organ) pada selendang cocok dengan data genetika dari keturunan adik perempuan Kosminski. Tingkat kecocokan satu sampel DNA mencapai 99,2 persen, sedangkan sampel kedua 100 persen.
Dari dua bukti itu, Louhelainen menyimpulkan bahwa pembunuh Eddowes adalah pria Yahudi asal Polandia dengan rambut gelap. Profil ini cocok dengan data Kosminski. Dia dan keluarganya adalah imigran Yahudi yang lari dari Polandia, yang saat itu masih menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia.
Kosminski dan keluarganya kabur untuk menghindari aturan anti-Semit serta hukuman yang diterapkan rezim Kekaisaran Rusia terhadap kelompok Yahudi. Keluarga Kosminski tiba di Inggris pada 1881. Ketika kasus pembunuhan ini terjadi, Kosminski berusia 23 tahun. "Saya puas dengan hasil yang kami dapatkan. Sejauh ini kami yakin bahwa Aaron Kosminski adalah penjahatnya," kata Louhelainen.
Baca juga: Polisi Pernah Salah Tangkap Jack The Ripper
Simak artikel menarik lainnya tentang identitas Jack the Ripper hanya di kanal Tekno Tempo.co.
MIRROR | INDEPENDENT | SYRACUSE