Biogas dari Kotoran Sapi

Reporter

Editor

Jumat, 21 September 2007 21:13 WIB

TEMPO Interaktif, Donggala:Bahan bakar pengganti minyak tanah ini dikembangkan oleh kelompok tani Pasanggani Limboro. Mereka bekerja sama dengan Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah melalui Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi yang dibiayai Asian Development Bank. Tenaga teknisi biogas Limboro, Ahyar, mengatakan biogas itu berasal dari empat ekor sapi yang dikandangkan. Tiap sapi menghasilkan 10 kilogram kotoran, sehingga tiap hari tersedia 40 kilogram tahi sapi yang siap diolah menjadi biogas. Pria 35 tahun itu mengatakan cara pembuatan gas itu lumayan gampang. Tiap pagi kotoran dikumpulkan dalam bak penampung dan dicampur dengan satu ember air, lalu campuran itu dialirkan ke dalam bak penampung dari plastik tebal berkapasitas 2 ton. Gas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa menuju plastik penampungan. Gas yang tertampung ini kemudian dialirkan ke kompor gas. Bak penampungan pertama, kata Ahyar, berisi gas kasar. Sedangkan bak penampungan kedua berisi gas bersih siap pakai. Dari proses ini, tak cuma gas yang bisa dihasilkan, tapi juga pupuk kompos. Ampas dari bak penampungan pertama bisa dijadikan pupuk. "Ini juga banyak peminatnya karena kami jual murah, yakni Rp 6.000 per lima kilogram," katanya. Saat ini sudah tiga rumah yang yang memakai gas dari tahi sapi itu. Penghematan jelas terasa bagi penggunanya. Setelah menggunakan biogas ini, istri Ahyar, yang sebelumnya butuh 20 liter minyak tanah tiap bulan, kini cukup membeli dua liter. "Kami bisa menghemat minyak tanah," katanya. Selain ibu rumah, warga desa lainnya ikut senang. Biogas memiliki empat faedah, yaitu sapi tak lagi berkeliaran di jalan-jalan, karena dikandangkan, dan menghasilkan pupuk. Manfaat lain adalah membantu program penggemukan sapi serta meningkatkan harga sapi dua kali lipat karena sudah gemuk. Rencananya, bak penampungan akan dibuat di beberapa tempat agar warga lainnya dapat menikmati gas itu. "Beberapa desa tetangga dan kecamatan lain di Donggala minta diajari membuat gas dari tahi sapi ini. Cuma kendalanya, kompor gas tidak tersedia karena perlu kompor khusus," kata Ahyar. Anggota staf BPTP Sulawesi Tengah, Cahya Haerani, mengatakan teknologi biogas ini merupakan hasil rekayasa teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. Transfer teknologi ini cocok diterapkan di Limboro karena memiliki banyak ternak sapi. Untuk mengatasi masalah kompor, kini sudah ada bengkel yang akan memproduksi. "Mudah-mudahan daerah lain bisa melakukannya untuk menghemat minyak tanah," kata Cahya. Darlis

Berita terkait

CFD Dimeriahkan Penampilan Grup Musik Kathina, Ribuan Warga Padati Bundaran HI

9 menit lalu

CFD Dimeriahkan Penampilan Grup Musik Kathina, Ribuan Warga Padati Bundaran HI

Pengunjung CFD hari ini mengalami lonjakan signifikan karena ada penampilan Kahitna di panggung Pencanangan HUT Jakarta ke-497.

Baca Selengkapnya

Deretan Album Greatest Hits yang Terlaris

12 menit lalu

Deretan Album Greatest Hits yang Terlaris

Album greatest hits merupakan cara label mengemas ulang hak cipta yang ada

Baca Selengkapnya

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

15 menit lalu

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

Teguh Prakosa mengakui mendapat dukungan penuh dari akar rumput PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2024.

Baca Selengkapnya

5 Maskapai Penerbangan Ini Tawarkan Liburan Gratis saat Transit

16 menit lalu

5 Maskapai Penerbangan Ini Tawarkan Liburan Gratis saat Transit

Liburan ini bisa gratis karena maskapai penerbangan memberi fasilitas kamar hotel tanpa biaya saat transit di Abu Dhabi, Kairo, hingga Doha.

Baca Selengkapnya

500 Demonstran Unjuk Rasa Damai di Peru Mendesak Undang-undang yang Mengatur LGBT Dihapus

16 menit lalu

500 Demonstran Unjuk Rasa Damai di Peru Mendesak Undang-undang yang Mengatur LGBT Dihapus

Demonstran menuntut penghapusan undang-undang baru yang menggambarkan transgender dan jenis LGBT lainnya masuk kategori sebuah penyakit mental

Baca Selengkapnya

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

17 menit lalu

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.

Baca Selengkapnya

69 Tahun Chow Yun Fat, si "Dewa Judi" yang Selalu Klimis

18 menit lalu

69 Tahun Chow Yun Fat, si "Dewa Judi" yang Selalu Klimis

Aktor Chow Yun Fat akan berulang tahun ke 69 pada 18 Mei 2024. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Amankan World Water Forum Di Bali, Ditpolairud Polda Bali Kerahkan 2 Kapal dan 3 Helikopter

19 menit lalu

Amankan World Water Forum Di Bali, Ditpolairud Polda Bali Kerahkan 2 Kapal dan 3 Helikopter

Ditpolairud Polda Bali kini melakukan pengamanan KTT World Water Forum ke-10 di Bali, kerahkan 2 kapal dan 3 helikopter.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Bambang Hartono Pemilik Como 1907, Pernah Jadi Atlet Indonesia Tertua

44 menit lalu

Fakta-Fakta Bambang Hartono Pemilik Como 1907, Pernah Jadi Atlet Indonesia Tertua

Bambang Hartono Pemilik Como 1907 adalah seorang atlet bridge. Ia menjadi atlet tertua kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 di usia 78 tahun.

Baca Selengkapnya

Tinju Dunia Kelas Berat: Tyson Fury Tak Terima dengan Kekalahan, Sebut Oleksandr Usyk Menang karena Simpati Juri atas Ukraina

46 menit lalu

Tinju Dunia Kelas Berat: Tyson Fury Tak Terima dengan Kekalahan, Sebut Oleksandr Usyk Menang karena Simpati Juri atas Ukraina

Tyson Fury tidak terima dengan kekalahan dari Oleksandr Usyk dalam perebutan gelar juara sejati tinju kelas berat.

Baca Selengkapnya