Facebook Tangguhkan 200 Aplikasi Akibat Kasus Cambridge Analitica

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 15 Mei 2018 17:09 WIB

CEO Facebook Mark Zuckerberg tiba untuk bersaksi di depan sidang bersama Komite Perdagangan dan Energi dari Dewan Perwakilan Rakyat AS, di Capitol Hill di Washington, 10 April 2018. Mark Zuckerberg menyatakan penyesalannya karena mengizinkan aplikasi pihak ketiga untuk mengambil data dari para pengguna Facebook tanpa izin mereka. (AP Photo/Carolyn Kaster)

TEMPO.CO, Jakarta – Facebook cabut 200 aplikasi setelah kasus skandal Cambridge Analitica. Mereka tengah dalam proses investigasi apakah aplikasi-aplikasi ini terlibat dalam menambang data pengguna Facebook atau tidak.

Setelah skandal pembobolan data pengguna FB terkuak, bos Facebpook Mark Zuckerberg berjanji untuk memeriksa aplikasi yang diperkirakan sudah mengakses data dalam jumlah besar di laman medsos itu. Sejak investigasi ini berlangsung, ada sekitar 200 aplikasi yang ditangguhkan.

“Sekarang, ribuan aplikasi sudah kami periksa, dan 200 di antaranya sudah kami tangguhkan untuk menunggu keputusan selanjutnya apakah mereka betul-betul menyalahgunakan data,” kata Ime Archibong, wakil presiden bagian kemitraan produk FB.

Namun Facebook tidak memberikan penjelasan aplikasi apa saja yang ditangguhkan, atau berapa orang yang mengakses aplikasi-aplikasi itu. Perusahaan ini hanya mengatakan akan ada penangguhan aplikasi terkait diadakannya investigasi, melalui tulisannya di laman blog resmi mereka newsroom.fb.com.

Pemeriksaan ini diadakan setelah peraturan Facebook tahun 2014 diperbaharui. Ahli-ahli dari internal maupun eksternal perusahaan akan melakukan wawancara dan memimpin inspeksi pada aplikasi-aplikasi itu. Bagi aplikasi yang menolak untuk bekerja sama atau tertangkap menambang data akan langsung dicabut dari Facebook.

Advertising
Advertising

“Kami punya tim ahli yang terdiri dari internal dan eksternal yang akan bekerja keras memeriksa aplikasi ini secepat mungkin,” tutur Archibong.

Aplikasi yang digunakan pembocor data ke Cambridge Analytica, Aleksandr Kogan, mampu menarik data dari 87 juta orang secara langsung dari pengguna aplikasi, ataupun melalui temannya yang pernah menggunakan aplikasi itu.

Kogan sebelumnya menyatakan, banyak aplikasi lain yang sama-sama menambang informasi pengguna secara besar-besaran karena bisa bergerak bebas di bawah aturan Facebook saat itu. Selain investigasi sebuah perangkat baru juga sudah diluncurkan untuk memberikan pengguna izin aplikasi dan pengaturan privasi yang lebih jelas.

Terlepas dari itu bos Facebook Mark Zuckerberg tetap diminta untuk menghadap secara resmi ke parlemen Inggris karena keterangan kepala bagian teknologi Mike Schroepfer dinilai kurang memuaskan.

DAILY MAIL | LA TIMES | FIKRI ARIGI | YY

Berita terkait

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

10 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Chat Sering Tenggelam, WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Obrolan untuk Mengatasinya

16 hari lalu

Chat Sering Tenggelam, WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Obrolan untuk Mengatasinya

Fitur baru WhatsApp ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui pesan baru atau yang terlewatkan dari pandangannya.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

17 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Prajogo Pangestu Masuk Daftar 5 Orang Terkaya Dunia, Kekayaannya Paling Banyak Bertambah Sepanjang 2023

24 hari lalu

Prajogo Pangestu Masuk Daftar 5 Orang Terkaya Dunia, Kekayaannya Paling Banyak Bertambah Sepanjang 2023

Prajogo Pangestu orang terkaya bersama Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, dan Elon Musk yang kekayaannya terbanyak bertambah sepanjang 2023 versi Forbes.

Baca Selengkapnya

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

29 hari lalu

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.

Baca Selengkapnya

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

32 hari lalu

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

36 hari lalu

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!

Baca Selengkapnya

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

36 hari lalu

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

37 hari lalu

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

39 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya