Studi: Komputer AI Ungguli Dokter dalam Mendeteksi Kanker Kulit

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Rabu, 30 Mei 2018 11:03 WIB

Deteksi kanker kulit. Kredit: Great Lakes Ledger

TEMPO.CO, Paris - Sebuah studi menunjukkan komputer dengan kecerdasan buatan (AI) lebih baik daripada tim spesialis internasional dalam mendeteksi kanker kulit, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 29 Mei 2018.

Baca: Selain Sinar Matahari, Berikut Faktor Pemicu Kanker Kulit Lainnya

Para ilmuwan dari Jerman, Amerika Serikat dan Prancis mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk membedakan luka kulit berbahaya dari luka yang jinak, dengan menunjukkan lebih dari 100.000 gambar.

Hasilnya, komputer itu didapati menawarkan diagnostik yang lebih akurat dan cepat daripada 58 dermatologist dari 17 negara, ketika ditunjukkan foto melanoma ganas dan tahi lalat jinak.

Rata-rata, dermatologist kulit dan darah secara akurat mendeteksi 86,6 persen kanker kulit dari gambar-gambar tersebut, dibandingkan dengan keakuratan 95 persen untuk mesin, yang dikenal sebagai convolutional neural network atau CNN.

Mesin diuji terhadap mayoritas dermatologist yang berada di tingkat 'ahli' dengan lebih dari lima tahun pengalaman. 19 persen spesialis lainnya memiliki pengalaman antara dua dan lima tahun, dan 29 persen adalah pemula dengan kurang dari dua tahun di bidang mereka.

Advertising
Advertising

"Kebanyakan ahli dermatologi diungguli oleh CNN," kata Holger Haenssle dari University of Heidelberg, penulis studi yang diterbitkan dalam Annals of Oncology.

"CNN luput lebih sedikit melanoma, yang berarti memiliki sensitivitas yang lebih tinggi daripada ahli kulit. CNN juga lebih sedikit melakukan misdiagnosed tahi lalat jinak sebagai melanoma maligna ... ini akan mengurangi operasi yang tidak perlu," ujar peneliti.

Kinerja dermatologists membaik ketika mereka diberi lebih banyak informasi tentang pasien dan lesi kulit mereka.

Tim itu mengatakan kecerdasan buatan mungkin menjadi alat yang berguna untuk mendiagnosis kanker kulit yang lebih cepat dan mudah, dan memungkinkan operasi pengangkatan sebelum menyebar.

Menurut ahli dermatologi Victoria Mar (Universitas Monash di Melbourne) dan Peter Soyer (Universitas Queensland), tidak ada banyak cara untuk mendeteksi kanker kulit. "Saat ini, tidak ada pengganti untuk pemeriksaan klinis menyeluruh," ujarnya sebagaimana dikutip laman Great Lakes Ledger

Ada sekitar 232.000 kasus baru melanoma, dan 55.500 kematian di dunia setiap tahun, mereka menambahkan.

Melanoma di beberapa bagian tubuh, seperti jari, jari kaki dan kulit kepala, sulit untuk di gambar, dan AI mungkin mengalami kesulitan mengenali lesi 'atypical' atau yang tidak diketahui oleh pasien.

Simak artikel lainnya tentang kanker kulit di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | GREAT LAKES LEDGER

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

5 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.

Baca Selengkapnya

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

1 hari lalu

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

Sejumlah peningkatan fitur iPad Pro bocor ke publik. Salah satunya soal pemakaian chip M4 untuk menyokong AI.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

1 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

1 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

1 hari lalu

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

Walau AI meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tapi tak jarang juga mampu memproduksi hoaks, disinformasi dan bahkan deepfake.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

3 hari lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

3 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

5 hari lalu

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.

Baca Selengkapnya