Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Dampaknya? Waktu Sehari Bisa 25 Jam

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Kamis, 7 Juni 2018 14:00 WIB

Pesawat British Airways terbang dengan latar bulan purnama di atas kota London, 30 Januari 2018. Fenomena alam gerhana bulan total, supermoon, dan bluemoon, akan terjadi secara bersamaan, pada Rabu, 31 Januari 2018. REUTERS/Toby Melville

TEMPO.CO, Wisconsin - Riset terbaru mengungkap, ternyata bulan bergerak menjauhi bumi. Setiap tahunnya bulan bergeser sepanjang 3,82 sentimeter. Dan itu terjadi sejak 1,4 miliar tahun lalu. Itu berarti dulu bulan pernah sangat dekat dengan bumi.

Lantas apa artinya bagi kehidupan? Menurut riset yang terbit dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu, karena bumi sangat dekat dengan bulan, waktu sehari di bumi hanya 18 jam. "Bukan 24 jam seperti sekarang ini," tulis tim dalam jurnal.

Baca juga: Tradisi Ramadan: Keraton Solo sambut 'malam seribu bulan'

Pergerakan bulan yang menjauhi bumi masih berlangsung hingga saat ini. Pergerakan 3,82 sentimeter dalam setahun mungkin angka yang kecil, tapi inilah yang nantinya akan membuat waktu di bumi semakin panjang.

"Dalam 200 juta tahun ke depan, waktu di bumi bisa mencapai 25 jam," tulis tim.

Advertising
Advertising

Baca juga: Lima bulan berada di luar angkasa, tiga astronaut kembali ke Bumi

Pergerakan bulan yang menjauhi bumi tersebut, menurut tim peneliti dari University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, tentunya mengubah cara rotasi bumi. "Ibaratkan bulan yang menjauh sebagai pemain skate es yang melambat saat merentangkan tangan mereka," kata Stepen Meyers, anggota tim, seperti dilansir laman The Independent, Selasa, 5 Juni 2018.

Meyers dan tim ingin mencoba mencari tahu rotasi bumi dan orbitnya terhadap matahari pada masa lampau. Mereka menggunakan metode statistik yang menggabungkan ilmu astronomi dan geologi, yakni astrokronologi. Metode ini biasa dipakai untuk mencari tahu sejarah tata surya purba.

Baca juga: Astronot Amerika Serikat Keempat yang Berjalan di Bulan Wafat

"Ambisi kami ialah mengungkap kejadian di tata surya pada masa yang paling jauh. Dengan metode itu kami juga ingin mengembangkan skala waktu geologi purba," kata Meyers.

Meyers menjelaskan, setiap benda di tata surya memiliki medan gravitasi yang akan mempengaruhi benda di dekatnya. Karena itu, menurut dia, akan sangat mungkin melihat pergerakan pembentukan tata surya hingga saat ini berdasarkan metode tersebut.

Baca juga: Meteor Menerangi Langit Cina Sebelum Menghantam Rumah Warga

Simak artikel menarik lainnya tentang pergerakan bulan terhadap bumi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PNAS | THE INDEPENDENT | NEWSWEEK

Berita terkait

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

12 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

26 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

27 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

30 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

36 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

44 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

46 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

48 hari lalu

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.

Baca Selengkapnya

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

54 hari lalu

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

26 Februari 2024

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.

Baca Selengkapnya