Masalah Privasi, 4 dari 10 Orang Hapus Akun Media Sosial
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Kamis, 21 Juni 2018 07:06 WIB
TEMPO.CO, San Francisco - Sebuah studi menemukan bahwa orang-orang mulai meninggalkan media sosial, termasuk Facebook dan Twitter, karena kekhawatiran akan masalah privasi. Temuan tersebut menunjukkan 40 persen telah membuang setidaknya satu platform dalam setahun terakhir.
Baca: 5 Kebiasaan di Media Sosial Ini Bisa Membuat Depresi
"Ini jeritan dari hati, orang-orang menjadi takut," ujar Richard Edelman, CEO Edelman, perusahaan yang melakukan survei tren media sosial, seperti dilansir laman Daily Mail, 18 Juni 2018. "Mereka marah tentang pelanggaran privasi mereka, dan tidak yakin tentang kebenaran karena berita palsu."
Secara keseluruhan, sekitar 9.000 orang dari warga Amerika, Inggris, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, dan Uni Emirat Arab telah disurvei untuk penelitian tersebut. Studi menemukan, 62 persen dari dari mereka yang disurvei menyukai aturan pada platform media sosial.
Laman Fast Company menyebutkan 70 persen responden menganggap pengiklan harus memberikan tekanan pada situs media sosial untuk menangani berita palsu. 48 persen menyalahkan media sosial jika iklannya muncul di samping konten kekerasan atau ujaran kebencian. Dan 62 persen menginginkan lebih banyak peraturan di jejaring media sosial.
Menurut laporan yang diterbitkan sebagai bagian dari Festival Kreativitas Cannes Lions International di Prancis, secara global kepercayaan pada media sosial adalah 41 persen. Sedangkan Inggris menjadi peringkat terendah, hanya 24 persen orang percaya pada jejaring sosial tentang data pribadi mereka.
"Data survei membuktikan bahwa konsumen ingin media sosial punya nilai yang jelas, sehingga pengguna memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana media sosial mengelola data pribadi penggunanya," kata Edelman
Menurut Edelman, masyarakat membutuhkan sikap transparan dan kontrol atas pembelian data pribadi serta demografi pengguna. Media sosial, kata Edelman, seharusnya menawarkan informasi yang dipercaya dan melindungi pengguna dari konten berbahaya.
Pelanggaran data Cambridge Analytica dengan 87 juta data pengguna Facebook yang dimanfaatkan tanpa sepengetahuan pengguna, ditambah dengan torrent berita palsu Rusia yang dibiayai untuk dipublikasikan secara daring dalam upaya meruntuhkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016, telah menjadi sesuatu yang memprihatinkan.
Simak artikel menarik lainnya tentang menurunnya pengguna media sosial hanya di kanal Tekno Tempo.co
DAILY MAIL | FAST COMPANY